Trump Unggul, Demokrat Solid

Haufan Hasyim Salengke
27/7/2016 06:30
Trump Unggul, Demokrat Solid
(AFP)

RIVALITAS antarkandidat presiden Amerika Serikat kian sengit. Donald Trump yang selama ini kalah populer dari rivalnya, Hillary Clinton, kemarin, untuk pertama kalinya unggul dalam suatu jajak pendapat. Survei terbaru yang dibuat CNN menunjukkan Trump unggul atas Clinton dengan 44% berbanding 39%.

Trump yang merupakan kandidat dari Partai Republik dianggap kuat pada isu-isu ekonomi dan terorisme. Popularitas dia naik secara signifikan di kalangan pemilih kulit putih tanpa gelar perguruan tinggi, ke level 62%, sementara Clinton hanya meraih 23%. Sebaliknya, posisi Clinton menguat di kalangan pemilih kulit putih dengan gelar sarjana, yakni 44% berbanding 39% untuk Trump.

Dalam sejarah pemilihan presiden AS, mereka yang unggul dalam jajak pendapat belum tentu terpilih sebagai presiden. Pada 2000, misalnya, Al Gore yang popularitasnya sempat melonjak hingga 7 poin gagal bersaing dengan George W Bush. Menurut analisis Tom Hollbrook, pakar politik dari Universitas Wisconsin, Milwaukee, sejak 1996, peningkatan kandidat presiden dari Partai Republik dalam jajak pendapat berkisar 1,5 hingga 6,5 poin. Jika melihat sejarah itu, kata Holbrook, Clinton yang kini sedang melakukan konsolidasi bersama Partai Demokrat masih punya peluang untuk mengalahkan Trump.

Jika dibandingkan dengan Demokrat, Partai Republik yang mengusung Trump memang kurang solid. Tak semua anggota partai itu setuju konglomerat AS itu maju sebagai calon presiden. Buktinya, konvensi Partai Republik di Cleveland beberapa waktu lalu tidak dihadiri mantan Presiden AS, Bush, dan mantan kandidat capres John McCain dan Mitt Romney.

Bahkan, di Ohio, salah seorang petinggi partai itu mengundurkan diri begitu hasil konvensi Republik mengusung Trump. Menurut harian The Cincinnati Enquirer, George White, demikian nama pejabat yang mengundurkan diri itu, ialah juru kampanye bagi Republik di Wyoming. White mengatakan tidak bersedia mendukung Trump sebagai kandidat. Dia juga tidak dapat menjamin dukungan suara bagi Republik di wilayahnya.

Sebaliknya, kubu Demokrat kian solid. Dalam konvensi di Cleveland, Philadelphia, kemarin, Senator Vermont yang juga politikus Partai Demokrat Bernie Sanders menyeru kepada massa yang hadir untuk mendukung pencalonan Hillary Clinton dan menyukseskan langkah mantan ibu negara itu menuju Gedung Putih.

Sanders, 74, yang kalah bersaing dari Clinton dalam perebutan tiket nominasi Demokrat, menyatakan Clinton harus memenangi pemilihan umum presiden Amerika Serikat (AS) November mendatang.

Pria yang baru bergabung dengan Demokrat sejak 2015 itu dengan terbuka menyebut Clinton sebuah pilihan yang lebih baik daripada kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump.

"Berdasarkan ide-ide dan kepemimpinannya, Hillary Clinton harus menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya," kata Sanders, yang didaulat menjadi pembicara perdana dalam konvensi hari pertama itu.

"Pemilu ini merupakan tentang calon mana yang benar-benar memahami masalah nyata yang dihadapi negara ini dan telah menawarkan solusi nyata, bukan hanya bombastis, bukan hanya menjual ketakutan, bukan hanya menimbulkan perpecahan," tegas Sanders.(AFP/AP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya