Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
RAMADAN yang baru sebulan berlalu sangat berkesan bagi Fitriani Juwita, 23, dan Fitri Nur Aini, 23, dua pendidik dari Darul Hikam International School, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pada 8 Juni lalu mereka bersama dua guru dari Malang dan satu lainnya dari Bogor berangkat ke Amerika Serikat, tepatnya di Negara Bagian Alabama.
Mereka diundang pemerintah Amerika Serikat untuk mengikuti program Honeywell Educators @Space Academy (HESA) 2016. Sebuah program pelatihan simulasi astronaut dan pengembangan tenaga profesional dari Honeywell. Namun, praktiknya dilaksanakan di US Space & Rocket Center di Huntsville, Alabama.
“Program tersebut dirancang untuk membantu guru matematika dan sains dari seluruh dunia dalam menjelaskan tren-tren terkini di bidang sains, teknologi, perekayasaan, dan matematika kepada anak-anak didik,” ujar Fitriani, guru matematika yang beruntung bisa mengikuti program langka ini saat ditemui Media Indonesia, Jumat (22/7).
Fitriani yang kini mengajar mata pelajaran matematika ini menceritakan bagaimana beratnya menjalani proses seleksi hingga bertemu rekan-rekan seprofesinya dari seluruh dunia di Negeri Paman Sam.
Menurutnya, untuk mendapatkan kesempatan belajar sains dan matematika di Negeri Paman Sam ini harus menjalani seleksi ketat menjawab pertanyaan esai dengan jawaban berbeda dengan peserta lain. “Saingan kita ada 800 guru dari seluruh dunia,” ungkap Fitriani di sela-sela mengajar di ruang kelas DHIS Lembang.
Program HESA yang berlangsung selama seminggu itu memberikan pelatihan kepada para guru bagaimana cara mengajar dan memotivasi anak untuk menyenangi pelajaran matematika dan sains.
Fitri menambahkan, mereka cepat beradaptasi dengan kegiatan selama di Alabama. “Bahkan kami berpura-pura menjadi astronaut dan menjalankan misinya di angkasa luar. Simulasi latihan persiapan terbang, pembelajaran microteaching, membuat roket, hingga menjajal pesawat ulang alik yang pernah mendarat di bulan,” ujar pengajar sains ini.
Pengalaman dilatih para instruktur menjadi astronaut akan ditularkan kepada anak-anak didiknya. Kedua pendidik ini bercita-cita kelak ada anak didiknya bisa menjejakkan kaki ke luar angkasa.
Selain menambah ilmu dan bertukar pengetahuan dengan sesama guru dari berbagai negara, kedua guru ini cepat dikenal peserta lainnya. “Karena postur tubuh kami kecil dan menggunakan kerudung. Jadi gampang dikenal karena mayoritas guru-guru yang hadir berasal dari negara-negara nonmuslim,” ucap Fitriani.
Selama mengikuti pendidikan, mereka pun harus mencari tahu istilah-istilah baru di dunia sains. “Banyak istilah yang belum kita ketahui. Kalau bahasa komunikasi menggunakan bahasa Inggris,” ujar Fitri. (Depi Gunawan/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved