Uni Eropa Peringatkan Langkah Represif Erdogan

Hym
23/7/2016 07:30
Uni Eropa Peringatkan Langkah Represif Erdogan
(AFP)

UNI Eropa (UE) mengekspresikan keprihatinan atas keputusan Turki memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan pascakudeta militer yang gagal.

Blok ekonomi paling mapan di dunia itu mendesak Ankara untuk menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum.

Status keadaan darurat untuk pertama kalinya sejak 2002 memperkuat upaya rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk memburu dan menahan para tersangka di balik persekongkolan kudeta militer.

Pemberlakuan status darurat diumumkan langsung oleh Erdogan setelah permintaannya disetujui 550 anggota parlemen, 317 di antaranya berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang ia pimpin.

"Kami mengikuti perkembangan keadaan darurat yang diberlakukan Turki setelah upaya kudeta, yang dikecam Uni Eropa," kata pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini, dan Komisioner Perluasan Johannes Hahn.

"Uni Eropa mendesak Turki untuk menghormati setiap aturan hukum, hak asasi manusia, dan kebebasan fundamental," pernyataan itu menambahkan.

Selain itu, UE menyebut langkah Turki memberhentikan ribuan hakim dan 15.200 tenaga pendidikan negeri dan menuntut pengunduran diri hampir 1.600 dekan universitas swasta dan negeri, yang dicurigai berhubungan dengan ulama karismatik Fethullah Gulen, tidak dapat diterima.

Terkait dengan kudeta ini, hingga saat ini tercatat 125 jenderal ditangkap dan 109 di antaranya telah ditetapkan menjadi tersangka serta ditahan.

Meski demikian, sejauh ini pemerintah Turki belum mengetahui siapa pemimpin lapangan kudeta tersebut.

Erdogan berulang kali menuding Fethullah Gullen, ulama yang kini bermukim di AS, sebagai dalang kudeta.

Namun, Gulen membantah keras tuduhan itu dan menyebut mantan karibnya itu menghalalkan segala cara untuk mengukuhkan kekuasaannya.

Erdogan menegaskan demokrasi tidak akan dikompromikan dan ia mengecam pihak-pihak yang mengkritik langkah yang diambil pemerintahannya.

Di dalam negeri, Erdogan mendapat dukungan dari rakyat.

Para simpatisannya dan pendukung Partai Keadilan dan Pembangunan bersorak-sorai ketika menggelar aksi turun ke jalan-jalan di Istanbul Kamis (21/7) malam.

Massa dalam jumlah besar lagi memenuhi sudut-sudut kota kemarin untuk merayakan kemenangan Erdogan atas pelaku kudeta yang merenggut nyawa 265 orang.

Presiden Erdogan telah mengatakan 15 Juli di masa depan akan dijadikan atau diperingatkan sebagai 'Remembrance Day of the Martyrs'. (AFP/Hym/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya