Menguak Hilangnya Bayi-Bayi Israel

AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-2
21/7/2016 10:21
Menguak Hilangnya Bayi-Bayi Israel
()

SHOSHANA Dugma masih mengingat jelas peristiwa pilu di pagi hari, 66 tahun yang lalu ketika ia berangkat dari Yaman untuk memberi makan bayinya di sebuah kamp imigran di Israel. Sesampai di sana, ia sangat shocked mendapati bayinya telah raib.

“Pada pukul 06.00 pagi, saya ialah orang pertama di kamar anak, dan tidak ada apa pun,” ujar perempuan yang kini berusia 83 tahun itu.

“Saya baru tiba dari Yaman. Putri saya Mazal yang berusia 11 bulan tidak ada di tempat tidurnya,” kata dia.

Cerita bayi hilang dari keluarga imigran telah menjadi cerita turun-temurun di Israel selama beberapa dekade.

Kini, tuntutan untuk membuka dokumen-dokumen resmi yang disegel terus meluas. Pembukaan segel itu diharapkan bisa menjadi pembuka jalan bagi pengungkapan kasus bayi-bayi yang hilang misterius.

Para aktivis dan anggota keluarga percaya ada ribuan bayi yang dicuri selama bertahun-tahun setelah Israel menjadi negara pada 1948. Bayi-bayi yang dicuri itu terutama dari keluarga Yahudi Yaman.

Kasus itu juga menimpa kalangan imigran Israel lainnya dari negara-negara Arab atau Balkan.

Mereka menyatakan bahwa bayi dicuri dan diberikan kepada keluarga Yahudi asal Barat di Israel dan bahkan di luar negeri, terutama mereka yang tidak bisa memiliki anak sendiri.

Menurut data mereka, petugas rumah sakit akan memberitahu orangtua bahwa bayi mereka telah meninggal, tetapi jenazah atau jasad bayi tersebut tidak diserahkan untuk dimakamkan.

Penyelidikan resmi di masa lalu menemukan sebagian besar anak-anak yang kasusnya diperiksa memang benar-benar telah meninggal. Penyebabnya beragam, dari kondisi kesehatan yang buruk sampai komplikasi lainnya di kamp-kamp imigran pada saat itu.

Namun, keraguan akan hasil penyelidikan itu telah terus bertahan. Para aktivis menyebut penyelidikan yang dilakukan pihak penegak hukum tidak cukup. Berbagai tuduhan telah menempatkan sorotan pada rasisme intra-Yahudi yang lebih mementingkan Yahudi Eropa.

Seorang anggota parlemen dari Partai Likud yang berkuasa, Nurit Koren, telah membentuk kaukus yang didedikasikan untuk ‘mencapai kebenaran’ di wilayah anak-anak dilaporkan hilang.

Politisi dari seluruh spektrum politik telah mendukung Koren, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyatakan dukungan untuk membuka dokumen yang seharusnya tetap disegel selama beberapa dekade lagi.

“Ini (semacam) luka berdarah di hati bangsa ini,” kata Koren, yang berasal dari Yaman. (AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya