Putin-Kerry Bahas Sinergi Melawan IS

MI
16/7/2016 12:30
Putin-Kerry Bahas Sinergi Melawan IS
(AFP/Vasily Maximov)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin bertemu dengan menteri luar negeri A­merika Serikat (AS) John Kerry untuk membahas kerja sama militer dan intelijen dalam melawan kelompok radikal Islamic State (IS). Bertempat di Kremlin, Rusia, keduanya berdialog hingga pukul 01.00 dini hari waktu setempat, kemarin.

Pada kesempatan itu, Kerry menyampaikan tuduhan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata terbatas oleh pemerintah Suriah. Padahal, Moskow merupakan kubu propemerintah Suriah. Meski begitu, keduanya tetap berkomitmen untuk memperbesar tekanan terhadap kelompok ekstremis seperti IS dan Nusra Front, organisasi sayap Al Qaeda di Suriah. ''Kerry menekankan jika tidak ada langkah konkret dalam jangka pendek, upaya diplomatik tidak bisa terus dilakukan,'' tulis kementerian luar negeri Amerika Serikat dalam siaran pers.

Sehari sebelum pertemuan, Washington Post merilis bocoran dokumen yang berisi rencana Kerry untuk mengusulkan kerja sama pembagian informasi intelinjen untuk meng­identifikasi beberapa target, yaitu pemimpin, tempat pelatihan, garis suplai, dan kantor Nusra Front.

Washington Post juga menulis ­serangan terhadap target-target itu bisa dilakukan Amerika Serikat maupun Rusia dengan koordinasi yang diperluas. Usul kerja sama dalam dokumen itu merupakan perubahan politik luar negeri Amerika Serikat yang selama ini menjadi rival Rusia. Kedua negara mendukung faksi yang berbeda dalam perang di Suriah.

Namun, Kerry menolak berkomentar mengenai isi dokumen itu saat di-tanya wartawan sebelum berangkat ke Moskow. Dalam rencana yang bocor ke media, Amerika dan Rusia akan membentuk kantor pusat terpisah dan satu kantor bersama untuk tempat berkoordinasi pejabat senior, pakar, dan personel intelijen kedua negara.

Mereka akan bersinergi mematangkan rencana sebelum melakukan serangan ke basis-basis kelompok radikal tersebut. Kantor bersama itu nantinya yang akan memutuskan tanggal serangan dan sasaran apa saja yang akan dibidik.

Hal lainnya yang akan diusulkan ialah pemberian kewenangan kepada Rusia untuk menggunakan kekuatan udaranya guna melindungi pasukan pemerintah dari serangan Nusra Front di wilayah tertentu dengan persetujuan AS.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, juga menolak berkomentar terkait hal tersebut. Dia beralasan tidak akan mengeluarkan pernyataan apa pun sampai para pejabat Rusia mendengar langsung dari Kerry.

Di lain hal, sejumlah pejabat di AS menyebut kunjungan Kerry menjadi ujian bagi niat Moskow menggunakan pengaruhnya terhadap pemerintah Suriah untuk mengakhiri perang saudara secara damai. AS dan Rusia memegang peranan penting untuk mewujudkan hal itu. Sumber di pemerintahan AS mengatakan mereka tidak berharap banyak meskipun berbagai upaya tetap harus dilakukan. ''Jika upaya ini tidak kami lakukan, maka semuanya akan hancur,'' kata sumber tersebut. (Ant/Aya/T-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya