Boris Johnson Tolak Pencalonan Perdana Menteri

MI
02/7/2016 10:50
Boris Johnson Tolak Pencalonan Perdana Menteri
(AFP/LEON NEAL)

MANTAN Wali Kota London, Boris Johnson, menolak mengikuti pencalonan perdana menteri (PM) Inggris untuk menggantikan David Cameron yang mengundurkan diri pascareferendum yang menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa (UE), Kamis (30/6).

Sebelumnya, Johnson digadang menjadi calon paling kuat oleh Partai Konservatif. Namun, dalam pidato 11 menit Kamis lalu, ia menegaskan bukan orang yang tepat untuk menggantikan Cameron.

''Setelah berkonsultasi dengan kolega dan melihat situasi di parlemen, saya berkesimpulan bukan saya orangnya (untuk menjadi PM),'' kata Johnson mengejutkan sejumlah pendukung yang hadir. Pasalnya, di awal pidato dia mengingatkan publik akan kesuksesannya saat menjabat wali kota.

Bagi Johnson, pemilihan PM Inggris tak ubahnya kisah dalam drama karya William Shakespeare. Di akhir pidatonya, Johnson mengutip bebeĀ­rapa kalimat yang dikatakan Brutus sebelum membunuh Julius Caesar. Oleh komentator politik, pernyataan itu merujuk pada langkah mantan pendukung Brexit, Michael Gove, yang semula mendukung Johnson mencalonkan diri.

Dengan mundurnya Johnson, kini tersisa lima kandidat calon perdana menteri yang siap memimpin Inggris. Menteri Dalam Negeri Theresa May mendapat dukungan terbanyak daripada empat rivalnya. May yang mendukung Inggris menjadi anggota UE berkeras akan menghormati hasil referendum dan membawa Inggris keluar dari blok itu.

''Kampanye diperjuangkan, pemilihan umum diadakan, hasil tinggi, dan publik telah membuat keputusan,'' tutur May.

Ia menyebut tidak akan melakukan proses formal apa pun untuk meninggalkan UE hingga tahun depan meski UE gencar menekan Inggris atas nama kepastian masa depan ekonomi.

Ketidakpastian politik di Inggris mendorong Gubernur Bank of England Mark Carney untuk memperingatkan ketidakpastian ekonomi yang kian memuncak sebagai dampaknya. Ia memperpanjang pinjaman likuiditas darurat kepada bank-bank Inggris hingga September dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga.

Mata uang pound sterling tercatat 83,8 pence per euro, kemarin, melewati level terendah sebelumnya pada Maret 2014. Senin lalu, 1 pound sterling tercatat US$1,3234 setelah mengalami penurunan terendah selama 31 tahun.

''Satu kebenaran yang tidak nyaman ialah yang bisa dilakukan Bank of England untuk menangani ini terbatas,'' imbuh Carney. (AFP/Aya/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya