Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEJUMLAH pemimpin negara Uni Eropa (UE), kemarin, menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) di Brussel, Swedia, guna menekan Inggris untuk tidak membuang waktu menjalani proses pengunduran diri resmi dari blok tersebut. Pasalnya, kondisi hubungan Inggris dan EU di ambang ketidakpastian yang dikhawatirkan mengakibatkan krisis pasar global.
Para pemimpin Jerman, Prancis, dan Italia yang merupakan anggota UE setuju tidak ada negosiasi informal lagi terkait dengan keputusan Inggris meninggalkan blok tersebut sebelum negara itu memulai proses aplikasi resmi untuk meninggalkan blok itu. “Inggris juga tidak usah mengambil keuntungan dengan negosiasi ulang,” kata Kanselir Jerman, Angela Merkel.
“Kami semua sepakat bahwa Pasal 50 harus diaktifkan dan sebelum keputusan ini diambil, tidak ada langkah-langkah lebih lanjut dapat dilakukan,” kata Merkel dengan mengacu klausul dalam perjanjian Eropa yang mengatur proses untuk sebuah negara keluar dari blok tersebut.
Saat berbicara pada sebuah konferensi pers bersama Presiden Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di Berlin, sebelum bertolak ke Brussel, Merkel menginginkan arah masa depan hubungan perdagangan yang jelas antara Inggris dan EU. Merkel mengatakan akhir 2016 merupakan waktu maksimal bagi London untuk mengajukan perjanjian yang dibuat di Lisbon pada 2007, terutama Pasal 50.
Keengganan Inggris untuk memisahkan diri secepatnya membuat sejumlah negara menduga mungkin ada ruang solusi untuk Inggris kembali bergabung ke blok EU. Kepala partai berkuasa Polandia menyarankan untuk referendum kedua. Namun, Merkel mengatakan UE cukup kuat tanpa Inggris. “Kami juga cukup kuat membela kepentingan kami di masa depan,’’ ujarnya di Brussel. Merkel juga mengatakan UE dapat menjamin perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas di kawasan. Dia menghormati keputusan Inggris yang keluar dari UE.
Kemarin, Perdana Menteri Inggris David Cameron juga bertolak ke Brussels, Belgia, untuk menjelaskan duduk persoalan mengapa Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE). Cameron dijadwalkan bertatap muka dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk sebelum makan malam dengan perwakilan 27 negara UE.
Seorang sumber pemerintah Inggris yang identitasnya dirahasiakan mengatakan menjelang pertemuan, Cameron akan kembali menjabarkan posisinya bahwa langkah permulaan pascakeluarnya Inggris dari UE merupakan tanggung jawab perdana menteri selanjutnya.
“Ia akan mendorong orang-orang untuk berpikir mengenai bagaimana baik Inggris dan UE harus bekerja sama sekarang untuk membuat keputusan terbaik terkait keputusan rakyat Inggris,” kata sumber tersebut.
Cameron berencana undur diri dari jabatannya pascahasil referendum diumumkan. Ia berkeras Inggris tidak akan mengambil langkah apa pun sampai perdana menteri selanjutnya terpilih, September mendatang.
Pada Kamis (23/6) waktu setempat, Inggris menghelat referendum yang menghasilkan 17,4 juta (51,9%) suara menginginkan Brexit, sementara 16,1 juta lainnya memilih agar Inggris tetap dalam UE.
Hasil referendum memantik kekecewaan banyak orang, terutama dari generasi millenial yang lahir setelah 1981. Hingga kemarin, sudah ada lebih dari sejuta warga Inggris yang meneken petisi meminta referendum susulan.
Berdasarkan pakta yang ada, setelah hasil referendum memutuskan Inggris keluar dari UE, Inggris harus mengajukan Pasal 50 dari EU Lisbon Treaty yang memberikan waktu selama dua tahun untuk menegosiasikan proses pemisahan. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved