Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
REFERENDUM Britain Exit (Brexit) yang menghasilkan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa langsung berimbas pada melemahnya nilai tukar uang dan jatuhnya bursa saham di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, dampak itu diyakini hanya temporer.
Hasil final referendum, kemarin, menunjukkan 51,9% (17.410.742 pemilih) memilih 'bercerai' dan 48,1% (16.141.241) memilih tetap bergabung dengan Uni Eropa. Keputusan rakyat Inggris itu menimbulkan sentimen negatif global.
Bursa saham Hong Kong, Seoul, dan Tokyo, misalnya, langsung tertekan. Begitu juga indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia ditutup melemah 39,74 poin atau 0,81% setelah sempat tertekan hingga 2%. Nilai tukar rupiah pun melemah 105 poin menjadi Rp13.353 per dolar AS.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, keluarnya Inggris dari Uni Eropa bakal mengalihkan arus modal pasar keuangan global ke AS dan Jepang. "Dana-dana akan menuju negara yang diyakini aman. Yang dijadikan sasaran ialah AS dan Jepang, sedangkan di negara lain terjadi pelemahan," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Agus menambahkan Brexit akan memengaruhi pasar keuangan Indonesia pula. "Kita melihat ini sesuatu yang wajar. Memang ada satu flight to quality, tetapi secara umum kondisi ekonomi Indonesia baik. Secara umum ini sifatnya temporer."
Ia menjelaskan, hingga pekan ketiga Juni, terdapat inflow atau dana masuk ke Indonesia sebesar Rp70 triliun. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat ketimbang periode sama pada tahun lalu.
Wapres Jusuf Kalla yakin keputusan Inggris berpisah dari Uni Eropa tak akan berdampak besar terhadap Indonesia. "Kalau bagi kita sama saja, mengekspor ke Uni Eropa atau ke Inggris tak ada bedanya," tukasnya.
JK menyatakan pemerintah Indonesia menghormati pilihan rakyat Inggris itu. Ia menilai Inggris yang dalam sejarah begitu superior merasa kurang merdeka di bawah Uni Eropa.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance Ahmad Heri Firdaus juga menilai dampak Brexit tidak akan signifikan terhadap Indonesia. "Tidak perlu cemas, dalam jangka panjang akan stabil," ujar Ahmad.
Betul bahwa Inggris merupakan salah satu negara tujuan ekspor Indonesia di Eropa, sedangkan perekonomian mereka diperkirakan akan melambat setelah keluar dari Uni Eropa. Namun, tandas Ahmad, masih ada mitra dari negara lain seperti Jerman dan Spanyol.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan pemerintah terus memantau perkembangan. Pihaknya tak mau terlena kendati Bank Dunia menyatakan Indonesia termasuk negara yang kebal terhadap guncangan ekonomi global.
Senada, Menlu Retno Marsudi mengatakan Brexit tak memengaruhi hubungan Indonesia-Inggris. Hasil referendum itu akan melahirkan tatanan politik dan ekonomi baru di Eropa, tapi dampak besarnya baru akan terlihat setidaknya dua tahun ke depan.
Ujian kematian
Politik Inggris jatuh ke dalam kekacauan pascakeputusan hengkang dari Uni Eropa setelah 44 tahun bergabung. PM David Cameron pun memutuskan akan meninggalkan Downing Street Oktober mendatang. "Saya akan melakukan semua yang saya bisa sebagai perdana menteri untuk menstabilkan kapal selama beberapa minggu dan bulan ke depan," kata Cameron.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut Brexit sebagai sebuah 'pukulan' terhadap Eropa, sedangkan Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan itu 'ujian kematian'. PM Italia Matteo Renzi menyebut Uni Eropa seperti sebuah rumah yang membutuhkan renovasi menyusul Brexit. (Tim/X-9)
nuriman@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved