Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SELASA, 31 Mei lalu, masyarakat Australia geger setelah seorang peselancar bernama Ben Gerring, 29, kehilangan kaki kanannya akibat serangan ikan hiu atau 'si mesin pemakan' di Falcon Beach yang berlokasi tak jauh dari Perth, Australia.
Tiga hari berselang, nyawa Gerring tidak dapat diselamatkan akibat luka parah yang di deritanya.
Kengerian para wisatawan yang mengunjungi pantai Australia tak hanya sampai situ.
Minggu, 5 Juni, kejadian serupa terulang pada wanita berusia 60 tahun yang tengah menyelam di lepas pantai 1 kilometer dari Perth, Australia.
Saksi mengatakan hiu yang menyerang wanita yang biasa menyelam di area tersebut, lebih panjang dari perahu penyelamat yang memiliki panjang 5,3 meter.
Meski dapat diselamatkan ke permukaan, nyawa perempuan itu tak tertolong akibat luka yang dideritanya.
Dia tewas sebelum kembali ke kapal Mindarie dekat Alexandria Drive.
Insiden tersebut menambah panjang daftar serangan hiu di dunia.
International Shark Attack File (ISAF), pusat data serangan hiu garapan Florida Museum of Natural History (FMNH), melaporkan pada tahun lalu terjadi sebanyak 98 serangan mematikan oleh hiu. Padahal, pada 2000 hanya sekitar 88 kasus.
Dari seluruh insiden yang terjadi tahun lalu, 49% di antaranya dialami peselancar.
George H Burgess, kurator ISAF di FMNH, memaparkan maraknya serangan oleh hiu tidak berbanding lurus dengan jumlah populasi hewan itu.
Insiden penyerangan hiu lebih disebabkan semakin intensnya interaksi antara manusia dan makhluk laut tersebut.
Laut telah menjadi sumber pariwisata dan jumlah manusia yang memanfaatkannya pun turut bertambah.
"Jika merunut kembali pada era 1900-an dan 11 dekade yang lalu, tiap dekade memiliki jumlah serangan lebih banyak. Pada dekade per dekade ada tren yang besar," katanya seperti dilansir Live Science.
Ia menjelaskan serangan ikan hiu juga bukan disebabkan sifat hewan itu yang semakin agresif.
Temperatur samudra yang lebih hangat daripada rata-rata dan musim semi lebih awal serta menjamurnya umpan-umpan ikan di laut menjadi faktor yang membuat hiu tertarik memasuki perairan Australia atau Amerika Serikat (AS).
Di saat yang sama, orang-orang kini tertarik berwisata ke laut sehingga risiko serangan meningkat.
Dua metode
Untuk mengurangi jumlah insiden serupa, pemerintah Australia kini tengah memburu si mesin pemangsa.
Beberapa pekan lalu hiu sepanjang 6 meter yang menyerang Gerring diburu karena dianggap mengancam keamanan publik.
Tony Cappelluti dari Departemen Perikanan Australia Barat mengatakan akan menggunakan dua metode untuk mematikan hiu-hiu tersebut.
"Kami memiliki dua metode. Kita bisa membiarkan ia (hiu) mati di garis-garis drum atau menggunakan senjata api. Sekarang kita akan menggunakan senjata api," jelas dia.
Wali Kota Australia Barat Colin Barnett menegaskan patroli udara akan dikerahkan untuk mewaspadai serangan hiu dan memberi peringatan kepada perenang di laut.
Beberapa hari setelah kebijakan perburuan itu dilakukan, hiu sepanjang 4,2 meter ditangkap tak jauh dari lokasi serangan yang dialami Gerring, atau 115 kilometer sebelah selatan lokasi serangan hiu yang menewaskan wanita 60 tahun di Mindarie.
Namun, tidak jelas apakah itu hiu yang telah menyerang Gerring.
Kelompok hak-hak hewan Humane Society International menyebut langkah pemerintah membunuh ikan hiu di lautan sama dengan 'pembunuhan pembalasan' yang tidak menyelesaikan masalah.
"Itu pilihan mematikan. Manajemen semacam itu hanya bisa disebut sebagai pembunuhan balasan," ujar Direktur Kampanye Michael Kennedy dalam sebuah pernyataan.
Burgess juga menekankan hanya manusia yang bisa mengontrol keberadaan hiu di laut.
Hiu hanyalah hewan dan memusnahkannya bukan jawaban mengurangi jumlah serangan hewan tersebut.
"Mereka hanya hewan yang hidup di lingkungan mereka sendiri sementara kita ialah pendatang. Kita harus paham bahwa habitat mereka ialah wisata alam. Jika Anda tahu bahwa akan ada lebih banyak hiu di laut karena efek lingkungan, tugas kita untuk mengurangi risiko itu dengan menghindari area-area tertentu," papar Burgess.
Populasi berkurang
Membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk hiu matang secara seksual. Beberapa spesies hiu tidak siap untuk bereproduksi sebelum mencapai usia 18-20 tahun.
Memakan waktu sekitar 12-18 bulan sebelum janin hiu lahir menjadi anak hiu.
Karena itu, saat populasi hiu berkurang, dibutuhkan waktu beberapa dekade untuk memutar roda populasi seperti semula.
"Saat jumlah populasi hiu turun, pemulihan membutuhkan waktu yang sangat lama," imbuh Burgess.
Maraknya perdagangan sirip hiu di pasar Asia Tenggara menjadi penyebabnya. Perburuan ikan hiu besar-besaran menjadi sebab lain.
Hiu juga termasuk hewan rapuh yang bisa juga menjadi mangsa karena pergerakan hewan itu mengikuti sekumpulan ikan-ikan kecil yang sering menjadi mangsa ikan lain.
Burgess menyimpulkan kombinasi antara faktor lingkungan juga jumlah besar manusia di dalam air menjadi penyebab meningkatnya serangan hiu di laut. (AFP/Live Science/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved