Kampanye Referendum UE Berlanjut

AFP/Ths/I-3
20/6/2016 04:00
Kampanye Referendum UE Berlanjut
(AFP/BEN STANSALL)

SETELAH tiga hari masa berkabung pascapembuhan anggota parlemen Jo Cox, yang selama ini giat berkampanye menentang Brexit, kampanye menjelang referendum kembali dilanjutkan, kemarin.

Tersisa empat hari lagi menjelang warga Inggris menentukan nasib mereka, apakah tetap bersama Uni Eropa (UE) atau keluar dari UE (Brexit).

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron, yang ingin Inggris tetap bersama Uni Eropa, mengatakan Inggris tengah menghadapi pilihan eksistensial dalam sejarah mereka.

Saat melanjutkan kampanyenya, Cameron mengatakan ekonomi Inggris tergantung pada keseimbangan antara perdagangan dan investasi.

Apabila Inggris keluar dari Uni Eropa, amat mungkin akan terjadi resesi ekonomi dan akan menyebabkan Inggris miskin permanen.

'Jika Anda tidak yakin, jangan mengambil risiko untuk meninggalkan. Jika Anda tidak tahu, jangan lalu pergi', tulis Cameron dalam surat kabar The Sunday Telegraph.

"Jika kita meninggalkan dan dengan cepat berubah, itu merupakan sebuah kesalahan besar, dan tidak akan ada cara untuk mengubah pikiran kita untuk kembali lagi," paparnya.

Sementara itu pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris Nigel Farage tetap melancarkan kampanyenya untuk meninggalkan UE atau Brexit.

Beberapa media Inggris edisi Minggu (19/ 6) banyak menurunkan sikap mereka setelah referendum tersebut.

The Mail on Sunday dan The Observer, misalnya, memberikan dukungan mereka untuk tetap bersama UE, sementara The Sunday Times dan The Sunday Telegraph memilih untuk lepas dari UE.

The Mail on Sunday mengingatkan keputusan referendum untuk keluar dari Uni Eropa nanti sangat berisiko untuk perdamaian dan kemakmuran Inggris.

"Keinginan terdalam kami ialah bagaimana harus mengelola sesuai dengan realitas yang makin ketat dari dunia yang kompetitif," kata tabloid tersebut. "Mereka yang akan Anda percaya terhadap Inggris di masa lalu menjual ilusi yang berbahaya."

Sebaliknya, The Sunday Telegraph, yang mendukung Brexit, menyatakan bahwa UE ialah milik masa lalu.

"Kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa merupakan ambisi Inggris sebagai bangsa merdeka, yang bebas untuk membuat keputusan sendiri," katanya.

The Sunday Times mengatakan "Ya, kita harus siap untuk menghadapi kesulitan, tapi kami harus terus menyuarakan Brexit. Kami dapat membantu teman-teman kami menghadapi masa depan yang lebih baik."

Di sisi lain, dalam jajak pendapat sementara, baik kubu pro dan kontra Brexit, sama-sama imbang 50:50.

Kondisi itu tidak memperhitungkan pemilih yang belum memutuskan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya