Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
TIONGKOK mendesak Uni Eropa (UE) mengabulkan status ekonomi pasar (market economy) 'Negeri Tirai Bambu', kemarin.
Desakan itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Keqiang saat bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Beijing.
Li mengatakan setidaknya tahun ini kesepakatan harus terbentuk sesuai kesepakatan saat Tiongkok bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada 2011.
Dengan ekonomi pasar, segala keputusan investasi, produksi, dan distribusi dilakukan berdasarkan permintaan dan pasokan pasar.
Sementara itu, harga barang dan jasa ditentukan dengan sistem harga bebas.
"Sebelum akhir tahun ini, kesepakatan harus tercapai. Kami tidak ingin ada perang dagang," kata Li dalam konferensi pers, kemarin.
Dalam menanggapi itu, Angela Merkel mengatakan sejak awal dirinya sudah menjelaskan, "lebih baik memiliki situasi di saat tarif antidumping tidak dibutuhkan (terlebih dahulu)," sebelum mengabulkan status ekonomi pasar Tiongkok.
Pada kesempatan itu, Li menjelaskan persoalan kelebihan kapasitas produksi baja yang dialami Tiongkok merupakan persoalan global sehingga kesalahan bukan sepenuhnya ada pada Tiongkok.
Untuk mengatasi itu, Tiongkok telah mengimpor baja dari Jerman dalam jumlah besar dan memangkas kapasitas domestik mereka.
Pada Mei 2016, Tiongkok membukukan peningkatan ekspor baja sebesar 2,4% secara year-on-year (YoY).
Hal itu menyebabkan Eropa mengalami kelebihan pasokan baja hingga industri baja Eropa merosot.
"Saya harap orang tidak menyalahkan Tiongkok," imbuh Li.
Pemerintah asing melihat, meskipun telah berupaya memangkas produksi baja domestik, Tiongkok tidak sepenuhnya memenuhi janji mereka.
Uni Eropa, produsen baja terbesar kedua, menyelidiki adanya praktik dumping terhadap baja Tiongkok.
Ini merupakan kunjungan Merkel yang kesembilan kali sebagai Kanselir Jerman.
Kedatangan kali ini menandai peningkatan saham perusahaan raksasa Tiongkok Midea untuk perusahaan robotika Jerman Kuka dari 13,5% menjadi lebih dari 30%.
Pekan lalu, Berlin membantah adanya laporan yang menyebut Jerman menghalangi apa yang disebut tawaran pengambilalihan Tiongkok terhadap perusahaan.
Merkel mengatakan Jerman hanya mencari solusi yang menguntungkan bagi kedua pihak. (AFP/Aya/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved