Penjagal di Orlando itu Diduga Simpatisan IS

14/6/2016 00:30
Penjagal di Orlando itu Diduga Simpatisan IS
(AFP / myspace.com)

OMAR Mateen merupakan satu dari sekian ratus orang keturunan Afghanistan yang bermukim di Amerika Serikat.

Pria berusia 29 tahun itu beragama Islam meski bukan termasuk yang taat.

Sesekali dia pergi ke masjid dekat tempat tinggalnya bersama anak laki-laki semata wayangnya.

"Dia jarang berbicara, tapi suka tersenyum dan menyalami kami," kata Syed Shafeeq Rahman dari Islamic Center of Fort Pierce, yang mengenal Mateen sejak 2003.

Namun, entah mengapa, Minggu jelang dini hari (12/6) waktu setempat, Mateen yang sehari-hari bertugas sebagai penjaga keamanan berada di sebuah kelab malam khusus kaum gay.

Di situ, dia memberondongkan peluru dari senjata yang dipegangnya secara membabi-buta.

Sedikitnya 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Jackie Smith, saksi mata di lokasi kejadian yang melihat dua teman di sampingnya tumbang karena terkena tembakan, mengungkapkan kepada BBC, "Dia (pelaku) memiliki senapan otomatis, jadi tidak ada yang memiliki kesempatan (untuk menyelamatkan diri)."

Ia menambahkan, "Saya hanya mencoba keluar dari sana."

Agen spesial FBI, Ron Hopper, mengatakan kepada wartawan bahwa Mateen sempat menghubungi layanan darurat 911 sebelum beraksi, dan berbicara secara umum ke Islamic State (IS), kelompok radikal yang bermarkas di Suriah dan Irak.

"Mateen seorang simpatisan IS. Dia telah menjadi subjek dari dua penyelidikan sebelumnya yang kasusnya ditutup pada 2013 dan 2014," kata Hopper.

IS memang mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut dan memuji Mateen sebagai pahlawan.

Tersangka, seperti dilaporkan the Guardian, telah berulang kali diwawancarai selama 2013-2014, tapi FBI tidak dapat memverifikasi adanya dugaan keterkaitan Mateen dengan jaringan teroris.

"Dia bukan orang yang dilarang sehingga ia secara sah bisa mendatangi sebuah diler senjata," ujar perwakilan Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api.

"Ia membelinya dalam minggu terakhir ini," kata dia.

Mateen terlacak menggunakan senapan serbu jenis AR-15 dan pistol.

Dia terlibat baku tembak dengan petugas keamanan dan polisi di luar gedung sebelum akhirnya tewas.

Sementara itu, ayah Mateen, Seddique Mateen, mengatakan kepada NBC News bahwa serangan yang dilakukan putranya 'tidak ada hubungannya dengan agama'.

Kata dia, anaknya menjadi 'sangat marah' setelah melihat dua pria berciuman di pusat kota Miami baru-baru ini.

Sementara itu, Sitora Yusufiy, mantan istri Mateen, kepada wartawan mengatakan bekas suaminya itu mengalami ketidakstabilan mental dan pemarah.

"Dia pernah memukuli dan melarang saya menghubungi keluarga, tak lama setelah menikah," ujarnya.

Yusufiy yang menikah pada 2009 hanya tahan dua tahun membina rumah tangga dengan Mateen. (AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya