Melihat Isi Perut Nuklir Rusia

Sabam Sinaga
14/6/2016 03:45
Melihat Isi Perut Nuklir Rusia
(Grafis--MI/Ebet)

DI akhir forum Atomexpo 2016 Moskow, 1 Juni lalu, Rosatom, perusahaan nuklir Rusia, mengajak peserta melihat pembangkit energi nuklir mereka di Novovoronezh.

Inilah puncak dari kegiatan selama tiga hari dan paling ditunggu banyak partisipan.

Butuh waktu sekitar 3,5 jam perjalanan dari Moskow menuju lokasi reaktor.

Setelah naik bus ke Bandara Domodedovo, rombongan diterbangkan ke Voronezh dengan pesawat carteran.

Kemudian perjalanan dilanjutkan lagi dengan bus selama 1 jam.

Novovoronezh merupakan bagian dari Kota Voronezh dan jarak keduanya hanya terpaut 35 kilometer.

Kota satelit ini berada di daerah pertanian yang subur, di tepi Sungai Don.

Dari sungai itulah air disalurkan ke danau buatan untuk pendinginan PLTN.

Rosatom menyiapkan empat bus bagi peserta field trip ke Novovoronezh.

Akan tetapi, rupanya hanya satu bus yang 'diizinkan' ke dalam lokasi PLTN Novovoronezh Unit 6 dan 7.

Bus itu membawa belasan wartawan lokal, Asia (termasuk Media Indonesia), Afrika, Eropa, serta beberapa wakil pemerintah, dan pengamat nuklir.

Ini kesempatan langka dari otoritas Rusia kepada dunia luar, khususnya jurnalis asing, untuk melihat isi perut reaktor nuklir seri generasi 3+ yang paling mereka banggakan saat ini.

Dibolehkan pula mengambil gambar, meskipun dibatasi dari dan pada ruang tertentu saja.

"Selamat datang di Novovoronezh," ujar Zarubaev Vladimir, 70, Deputy Chief of Engineer Proyek Rosenergoatom, menyambut kami di luar gerbang PLTN, Rabu (1/6) siang.

Dengan dibantu seorang penerjemah, Vladimir menjelaskan secara umum gambaran PLTN Unit 6 dan 7.

Desain dan kecanggihan teknologi nuklir mereka saat ini, kata dia, bukan diraih secara instan.

"Ini buah dari pengalaman kami dan inovasi yang terus-menerus, sejak 1958, ketika proyek Novovoronezh 1 mulai dikerjakan."

Zarubaev Vladimir salah satu insinyur paling senior di Rosatom yang masih terus dipekerjakan di Novovoronezh.

Ia sudah 53 tahun bekerja di bidang itu sehingga tahu persis seluk-beluk proyek pembangkit energi nuklir.

"Ini reaktor terbaik saat ini. Anda, semuanya, dijamin aman. (peristiwa) Chernobyl dan Fukushima tidak bakalan terjadi di sini," kata Vladimir dengan bangga.

Tiba saatnya masuk area pembangkit. Hanya ada satu pintu untuk masuk dan keluar.

Di sini pemeriksaan ekstra ketat dilakukan sejumlah pria berseragam militer. Di beberapa sudut ada kamera CCTV.

Satu per satu diminta masuk ruangan kecil berbentuk kapsul untuk pemeriksaan dokumen, badan, hingga peralatan yang akan dibawa.

Tak ada percakapan atau basa-basi sehingga situasinya menegangkan.

Jika clear, boleh masuk. Tidak clear, ditolak.

Lazimnya memasuki pabrik yang rentan terkontaminasi, kami semula mengira akan menjalani proses sterilisasi, diberi berbagai perlengkapan khusus seperti masker, oksigen, dan pakaian tertentu.

Nyatanya tidak demikian.

Setiap orang cuma dibekali helm pengaman kepala kendati sampai masuk ke ruang turbin dan ruangan-ruangan lain di bagian dalam reaktor.

"Semuanya aman. Steril, tidak ada radioaktif," kata Zontov Alexey, penerjemah yang mendampingi kami selama tur di Novovoronezh.


Zero carbon

PLTN itu terdiri dari beberapa bagian.

Paling depan ada dua bangunan, untuk administrasi (10 lantai) dan sanatorium (6 lantai).

Kami langsung menuju bangunan utama reaktor Unit 6 yang terletak di bagian belakang.

Dari kejauhan, atap bangunan ini seperti seekor gurita raksasa.

Ada kepala dan mata besar (kubah atap dan mosaik warna gelap) serta sejumlah lengan (pipa-pipa besar) yang menjuntai.

Setelah naik beberapa lantai, kami dibawa masuk area turbin/reaktor.

Dari situ bisa terlihat hampir seluruh aktivitas dan komponen mesin pembangkit utama.

Akhir Maret lalu, sudah dilakukan tahap awal pengisian bahan bakar nuklir ke dalam inti reaktor Unit 6 itu.

Vadim Serglov, Head of Shift Engineer Unit 6, menanggapi semua pertanyaan terkait dengan prinsip-prinsip pembangunan dan pengoperasian mesin pembangkit generasi 3+ tersebut.

Mulai proses kerja dan mesin reaktor inti (pengolahan uranium), cara kerja turbin-turbin bertenaga 3.000 rpm, proses transformasi energi panas hingga terkonversi menjadi listrik berkapasitas 1.200 Mw.

Termasuk sistem keamanan dan keselamatan pekerja, sistem respons darurat, dan sistem kontrol.

"Sistem pengamanan yang kami terapkan sangat ketat," kata Serglov.

Rosatom mengklaim VVER-1200 memiliki tiga keunggulan utama: sangat efisien, tahan lama (mampu beroperasi hingga 60 tahun), dan aman.

Novovoronezh NPP Unit 6 dan 7 (VVER-1200) merupakan PLTN komersial pertama di dunia yang memakai air sebagai moderator dan pendingin reaktor.

VVER ialah singkatan dari vodo-vodyanoi energetichesky reaktor (Rusia).

Secara harfiah jika diartikan ialah reaktor dengan air sebagai pendingin dan moderator.

Proses pendinginan dilakukan dengan sistem tertutup. Di luar gedung reaktor ada menara pendingin setinggi 170 meter.

Cooling tower itu mampu mengolah air hingga 200 ribu ton per jam.

Menurut Andrei Stevanov, deputy chief of operation cooling tower, sistem pendinginan tertutup yang diterapkan pada VVER-1200 juga teknologi baru.

Gas buang (flare) yang menguap selama proses pendinginan tidak dibiarkan terlepas ke udara, tetapi ditangkap dan diolah lagi menjadi energi listrik.

Gas karbon itulah yang kerap dikritisi karena menimbulkan polusi, seperti pada PLTU berbahan baku fosil.

"Ini benar-benar zero carbon. Dibuang ke udara jadi polusi, padahal gas buang ini masih ada kandungan energinya. Itu kami olah lagi menjadi energi listrik. Kapasitasnya sampai 500 kVA," jelas Stevanov.

Diakui Stevanov, bahwa teknologi VVER-1200 tidak sepenuhnya mengandalkan produk buatan Rusia.

Mereka juga memakai produk Korea (untuk transformer) dan Jerman (untuk switchgear).

Setelah desain, konstruksi, dan teknologi VVER-1200 dicemati, tidak mengherankan jika banyak negara tertarik membuat PLTN serupa di negara masing-masing, seperti Republik Ceko, Finlandia, Vietnam, Malaysia, dan Bangladesh.

Tiga negara di Afrika (Nigeria, Kenya, dan Zambia) bahkan sudah menandatangani kontrak dengan Rosatom untuk membangun PLTN.

"Saya pun tidak punya keraguan lagi setelah melihat ini semua. Kami juga punya PLTN, tapi ini jauh lebih canggih, lebih aman, dan lebih efisien," kata Andrew Kenny, insinyur dan pengamat nuklir Afrika Selatan.

Teknologi nuklir generasi 3+ ini telah dicoba Westinghouse, perusahaan AS, untuk proyek AP-100 dan proyek rancangan reaktor European EPR dari Areva, Prancis.

Namun, hingga kini belum mencapai tahapan pengumpulan bahan bakar seperti pada Novovoronezh.

Di Rusia, selain Novovoronezh Unit 6 dan 7, proyek serupa sedang dikerjakan di Leningrad (2 unit) dan Baltic (2 unit).

Dua lainnya dalam tahap desain, yakni PLTN Kursk (4 unit) dan Smolensk (2 unit).

Semuanya berkapasitas 2.400 Mw.

Satu lagi proyek PLTN dengan teknologi terbaru yang sedang dikerjakan Rosatom, yakni BN-800 di Beloyarsk.

BN-800 memakai MOX (bahan campuran uranium dan plutonium) sebagai sumber energi.

Oksidasi kedua zat itu menghasilkan energi panas yang lebih dahsyat daripada uranium.

Proyek itu sudah mulai dikerjakan sejak 2015.


Kontrol berlapis

Bangunan reaktor ialah bagian paling utama sebuah PLTN. Semua bangunan dan struktur lain di sekitarnya menyesuaikan dengan kondisi bangunan inti itu.

Karena itu, pengawasan lebih diutamakan pada sistem kerja dan aktivitas di ruang reaktor.

Aktivitas di ruang reaktor diawasi dan dikendalikan sepenuhnya secara digital dari ruang kontrol.

Ada dua ruang kontrol: panel daerah aman dan daerah operasi normal.

Daerah operasi normal (operator reaktor, turbin, dan pengawas) diawasi dari ruang kendali utama (MCR/main control room).

Sirkuit seluruh proses produksi terpapar pada sebuah panel ukuran besar, dan tersambung dengan 24 komputer multisync LCD 2690 Wuxi yang dioperasikan 87 operator (per shift).

Sistem komputerisasi itu memungkinkan MCR dengan cepat menilai situasi dan mengambil tindakan. Dalam keadaan MCR tidak berjalan normal, kendali dan pengawasan diambil alih ruang kontrol darurat (ECR/emergency control room).

ECR memiliki panel keamanan dan sistem komputerisasi yang serupa dengan MCR.

Namun, ECR dilengkapi perangkat khusus untuk mengambil alih kendali dari MCR.

ECR juga berwenang menghentikan operasional PLTN.

Dengan hanya menekan satu tombol, seluruh sirkuit proses produksi seketika dihentikan. (I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya