Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH Israel, kemarin, membekukan puluhan ribu izin yang telah diberikan kepada warga Palestina untuk melakukan perjalanan ke Jerusalem dan wilayah Israel selama bulan suci Ramadan.
Pelarangan itu dikeluarkan setelah serangan teror di Tel Aviv, yang menewaskan empat orang, Rabu (8/6).
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti disampaikan juga oleh Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dan Kepala Staf Angkatan Bersenjatan Israel (IDF) Letnan Jenderal Gadi Eisenkot, mengatakan pembekuan itu termasuk izin perjalanan bagi 83 ribu warga Palestina.
Sebagian besar izin yang dicabut berkaitan dengan kunjungan famili di wilayah Israel.
Selain itu, izin bagi 500 warga Jalur Gaza untuk menenuaikan salat Jumat atau juga ibadah salat tarawih di Haram esh-Sharif (Al-Quds al-Sharif) di Jerusalem juga telah ditangguhkan.
"Semua izin untuk Ramadan, terutama izin untuk kunjungan keluarga dari kaum Yudea dan Samaria ke Israel dibekukan," demikian pernyataan COGAT, unit yang mengelola urusan sipil di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.
Yudea dan Samaria merupakan sebutan untuk warga Palestina yang tertera di kitab suci Israel.
Selain membekukan izin perjalanan bagi warga Palestina, Israel juga meningkatkan keamanan.
"Akan ada tindakan intensif oleh polisi, militer, dan aparat keamanan lainnya. Bukan hanya untuk menangkap para pelaku pembunuhan, melainkan juga mencegah insiden selanjutnya," ujar PM Israel Benjamin Netanyahu seusai mengunjungi lokasi penembakan.
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan Netanyahu, Lieberman, dan Eisenkot langsung menggelar konsultasi keamanan di Tel Aviv, beberapa saat setelah Netanyahu kembali dari kunjungan ke Rusia.
Laman Aljazeera, mengutip polisi, mengungkapkan empat warga Israel tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden penembakan di Kompleks Perbelanjaan Pasar Sarona, dekat Kementerian Pertahanan
Israel dan markas pasukan utama di Tel Aviv, pada Rabu (8/6) malam.
Setidaknya lima orang lainnya terluka dalam penembakan itu dan korban dilarikan ke Rumah Sakit Ichilov yang berjarak tidak jauh dari lokasi kejadian.
Polisi Israel awalnya mengatakan hanya ada satu penyerang, tapi Meirav Lapidot, seorang juru bicara kepolisian, mengatakan dua penyerang telah ditangkap.
"Salah satu penembak telah ditangkap untuk ditanyai, dan lainnya, yang terluka, lalu dibawa ke rumah sakit," kata Lapidot seperti dikutip Aljazeera.
Tutup Akses
IDF telah menutup akses di Yatta, sebuah kota Palestina di Tepi Barat, untuk keperluan telaah kemanan.
Dua tersangka pelaku penyerangan disebut-sebut berasal di kota itu.
Tidak ada yang akan diizinkan masuk atau keluar dari desa Palestina di Hebron Hills, kecuali untuk kasus-kasus kemanusiaan.
Media Palestina menyebut tersangka pelaku ialah Muhammad dan Khalid Muhamra.
Salah satu dari mereka ditembak aparat keamanan dan mengalami luka serius, sementara yang satu lagi ditangkap oleh aparat.
COGAT juga membekukan izin bagi 204 keluarga salah satu tersangka penyerang.
Hamas, yang memerintah di Jalur Gaza, mengatakan serangan di pusat Kota Tel Aviv itu merupakan balasan dari perbuatan Israel yang menyerang Kompleks Masjid Al-Aqsa di Haram esh-Sharif, Jerusalem.
Sebelumnya, pihak Hamas menyebut dua pria bersenjata tersebut sebagai anggota mereka.
Kelompok itu juga memperingatkan akan ada sejumlah serangan lain yang akan menyasar kepentingan Tel Aviv.
"(Serangan) itu merupakan bukti bahwa intifada terus berlanjut dan pendudukan telah gagal untuk menekan hal itu," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri. (AFP/Hym/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved