Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Emisi Karbon Tiongkok Turun untuk Pertama Kali sejak Penguncian

Mediaindonesia.com
25/11/2021 20:28
Emisi Karbon Tiongkok Turun untuk Pertama Kali sejak Penguncian
Asap menyembur dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di dekat Datong, di provinsi Shanxi utara Tiongkok.(AFP/Greg Baker.)

EMISI CO2 Tiongkok turun pada kuartal ketiga untuk pertama kali sejak negara itu dibuka lagi dari penguncian covid-19. Penelitian yang diterbitkan Kamis (25/11) menunjukkan hal itu yang menurut para ahli dapat menjadi titik balik karbon bagi negara tersebut.

"Namun ancaman perlambatan ekonomi dapat segera mendorong pihak berwenang untuk beralih ke langkah-langkah stimulus infrastruktur, meningkatkan emisi lagi," kata penelitian dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) memperingatkan.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah berjanji untuk mencapai puncak emisi sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Akan tetapi pihak berwenang telah berjuang untuk melepaskan negara itu dari ketergantungannya pada bahan bakar fosil.

Emisi Tiongkok turun secara dramatis pada awal 2020 karena karantina besar-besaran yang bertujuan mengekang virus korona, kemudian pulih ke tingkat bulanan yang lebih tinggi dari 2019 ketika kota dan pabrik dibuka kembali. "Namun pada kuartal ketiga tahun ini, negara itu mencatat penurunan 0,5% secara tahunan dalam emisi dari bahan bakar fosil dan semen, penurunan kuartalan pertama sejak rebound pasca-lockdown," analis CREA Lauri Myllyvirta menemukan.

Penurunan tersebut disebabkan oleh kemerosotan konstruksi setelah Beijing menindak spekulasi dan utang di sektor realestat serta harga batu bara yang tinggi yang mengakibatkan penjatahan listrik di seluruh negeri. "Penurunan emisi dapat menandai titik balik dan puncak awal total emisi Tiongkok, bertahun-tahun sebelum targetnya mencapai puncaknya sebelum 2030," kata Myllyvirta dalam laporannya.

Namun dia memperingatkan bahwa jika pemerintah Tiongkok menyuntikkan stimulus konstruksi lebih lanjut untuk meningkatkan ekonominya, emisi dapat pulih sekali lagi, sebelum memuncak akhir dekade ini. Sementara krisis batu bara disebabkan oleh konsumsi batu bara yang menggelembung dan kebijakan pengendalian harga, persepsi di dalam negeri bahwa transisi ke energi yang lebih bersih harus disalahkan dapat membuat Beijing ragu-ragu untuk memperkuat target iklim sampai krisis batu bara diselesaikan sepenuhnya, Myllyvirta menambahkan.

KTT iklim COP26 baru-baru ini mendorong komitmen iklim Tiongkok menjadi sorotan. Para kritikus menuduh pencemar terbesar di dunia itu tidak cukup ambisius dalam target emisinya.

Baca juga: Angka Kelahiran Tiongkok Anjlok ke Angka Terendah dalam Beberapa Dekade

Kepemimpinan komunis juga menghadapi tekanan domestik untuk menangkal perlambatan ekonomi, membuat pihak berwenang enggan untuk menentukan langkah-langkah pengurangan emisi tertentu. Awal bulan ini, bagian utara negara itu mengalami polusi berat setelah Tiongkok mengatakan telah meningkatkan produksi batu bara harian lebih dari satu juta ton untuk mengurangi kekurangan energi. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya