Memilih Tidur di Tempat Terbuka

AFP/Yanurisa Ananta/I-2
30/4/2016 06:35
Memilih Tidur di Tempat Terbuka
(AFP/ANTHONY WALLACE)

KENAIKAN harga properti di Hong Kong tampaknya berbanding lurus dengan kenaikan jumlah tunawisma.

Warga dengan pendapatan rendah terpaksa mencari cara untuk terbebas dari tekanan finansial.

Sebagian memilih tidur di tempat terbuka, depan lapangan olahraga, restoran siap saji 24 jam, atau lahan parkir.

Ah-po, 54, lebih senang tidur di lapangan olahraga di kawasan urban Hong Kong.

Beralaskan plastik, dilengkapi selimut dan sleeping bag, tanah keras disulapnya menjadi tempat tidur.

Lingkungan terbuka seperti itu lebih menyenangkan bagi Ah-po jika dibandingkan dengan kamar sempit berharga selangit.

"Saya bekerja sangat keras di siang hari. Saya hanya ingin nyaman di malam hari, tapi sekarang biaya sewa (kamar) sangat tinggi," kata Ah-po yang bekerja di sebuah gudang.

Dalam sebulan Ah-po bisa menghasilkan uang sebesar HK$12.000 (US$1.500) atau setara dengan Rp20,36 juta.

Bahkan, dengan penghasilan sebesar itu, Ah-po mengaku enggan menyewa kamar umum tiga tahun terakhir.

Ia mengatakan biaya sewa satu kamar dengan luas kurang dari 9 meter persegi bisa mencapai ribuan dolar dalam sebulan.

Tidak ada ketentuan hukum tentang ukuran minimal atau fasilitas dasar apartemen. Untuk satu kamar berukuran 2,6 meter persegi dengan toilet kotor dan dapur bersama bisa dipatok seharga HK$2.000 atau Rp3,39 juta.

Hasil survei sejumlah universitas dan lembaga swadaya masyarakat di sana menyebut tunawisma di Hong Kong pada 2015 berjumlah 1.600 orang atau naik 14% jika dibandingkan dengan di 2013.

Profesor Wong Hung dari Departemen Kerja Sosial Chinese University of Hong Kong mengatakan permasalahan ini memburuk dua hingga tiga tahun terakhir saat pendapatan terlalu rendah untuk membayar tempat tinggal.

"Jika membayar sewa, mereka mendapat kamar yang kecil, panas, lembap, dan banyak serangga. Jika mereka tidur di taman atau di bawah jembatan layang, meski berisik, mereka tetap bisa tidur," kata Wong Hung.

Terlebih, antrean rumah sewa sudah sangat panjang dan berada di pinggiran kota sehingga masyarakat berpendapatan rendah harus mengeluarkan biaya lebih untuk menuju tempat bekerja.

Pemerintah Hong Kong berjanji akan mengatasi persoalan tunawisma dengan menyediakan tempat tinggal sementara.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya