Perundingan Damai Terhenti

AFP/Ths/I-1
21/4/2016 00:30
Perundingan Damai Terhenti
(AFP/MOHAMED AL-BAKOUR)

UPAYA perdamaian di Suriah kembali buntu.

Kemarin, kelompok oposisi meninggalkan meja perundingan setelah menuding pihak pemerintah melanggar gencatan senjata dengan menyerang warga sipil.

Dalam serangan itu, sebanyak 44 orang tewas.

Pihak oposisi berkukuh tidak mau berunding selama masih ada korban sipil.

Serangan bom yang diduga dilakukan oleh pasukan pemerintah telah menghantam sebuah pasar di Kota Maaret al-Numan dan menewaskan sedikitnya puluhan warga sipil.

Dalam rekaman diperlihatkan banyak tubuh korban berlumuran darah tersebar di antara kios-kios yang hancur.

Komite Tinggi Negosiasi dari kelompok oposisi dalam pernyataanya mengutuk serangan itu. Mereka menyebut insiden tersebut sebagai pembantaian dan jelas melanggar kesepakatan gencatan senjata.

"Ini adalah eskalasi berbahaya dari kesepakatan gencatan senjata yang sudah rapuh, menunjukkan penghinaan bagi seluruh masyarakat internasional pada saat seharusnya menjadi momentum penghentian permusuhan," kata juru bicara Komite Tinggi Negosiasi, Salem al-Meslet.

Koordinator Komite Tinggi Negosiasi, Riyad Hijab, mengatakan bahwa ia dan delegasi lainnya mulai meninggalkan Jenewa.

"Dari sisi kemanusiaan perundingan ini tidak pas, yakni saat Suriah setiap hari tidak pernah luput dari pengepungan, pengeboman, kelaparan, dan serangan gas beracun."

PBB melalui utusannya, Staffan de Mistura, menegaskan bahwa perun-dingan damai belum berakhir dan pihaknya berniat melanjutkan perundingan itu dalam pekan ini.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga menegaskan pembicaraan itu tidak akan terhenti.

Senada, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengatakan,

"Kami terus percaya untuk melanjutkan proses perundungan ini."

Sementara itu, pada Januari 2016 lalu, KBRI Damaskus di Suriah telah berhasil mengeluarkan dan menyelamatkan seorang TKI bernama Casih binti Waan dari wilayah konflik di Deir Ezzor yang hingga kini masih dikepung ISIS.

TKI asal Subang, Jawa Barat, itu dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah dari Kota Deir Ezzor, sementara majikannya, Tsair bin Samalut, tidak diizinkan naik helikopter itu oleh tentara.

"Saya sendirian naik helikopter tentara Suriah. Majikan tidak boleh ikut," cerita Casih kepada Pejabat Konsuler II merangkap Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM Sidqi.

Dalam siaran persnya yang diterima Media Indonesia, kemarin, KBRI Damaskus memastikan pemulangan TKI asal Subang itu secepat mungkin.

"Rencana pemulangan pada 25 April 2016, saat repatriasi gelombang ke-274 bersama 50 WNI lainnya dari Suriah."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya