Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jelang Lockdown, Bursa Saham dan Ringgit Malaysia Rontok

Insi Nantika Jelita
31/5/2021 19:52
Jelang Lockdown, Bursa Saham dan Ringgit Malaysia Rontok
Bendera Malaysia.(AFP)

BURSA saham Malaysia turun dan mata uang Ringgit melemah setelah pemerintah mengumumkan pada Jumat (27/5) akan memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah, yang sebagian besar bisnis akan ditutup mulai 1 Juni.

Indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI anjlok sebanyak 1,6% pada perdagangan Senin (31/5). Mata uang Ringgit juga dilaporkan rontok sebanyak 0,4% menjadi 4,1480 per dolar, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 3,25%.

Baca juga: Menparekraf: Desa Wisata Simbol Kebangkitkan Ekonomi Nasional

Pemerintah Malaysia mengatakan sebagian besar bisnis akan ditutup mulai 1 Juni kecuali untuk sektor ekonomi dan jasa yang penting.

"Jelas, ada risiko penurunan untuk pertumbuhan pendapatan di kuartal 2021," ucap Analis di RHB Investment Bank Bhd Alexander Chia pada Senin (31/5).

Kembalinya Malaysia ke lockdown setelah mencatatkan rekor infeksi harian hingga mencapai 9.000 kasus pada pekan lalu. Kebangkitan wabah virus di Asia telah mendorong beberapa negara termasuk Vietnam dan Singapura juga memperketat pembatasan. Penguncian serupa di Malaysia tahun lalu merugikan negara sekitar 63 miliar ringgit atau US$ 15 miliar.

Vietnam juga dilaporkan memperketat pembatasan wilayah di Kota Ho Chi Minh selama 15 hari mulai 31 Mei, sementara Singapura bulan ini menerbitkan kembali kondisi penguncian wilayah.

"Penguncian Malaysia akan menyeret pemulihan negara, dengan peluang bagus bahwa pertumbuhan PDB kuartal II 2021 akan menyusut secara berurutan," kata Khoon Goh sebagai Kepala penelitian Asia di Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd.

"Kami kemungkinan akan melihat ringgit terus berkinerja buruk di wilayah tersebut, tetapi kelemahannya karena dolar AS yang lemah juga," tambahnya. (Bloomberg/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya