Serukan Islam Bersatu Lawan Terorisme

AFP/Hym/X-5
15/4/2016 05:50
Serukan Islam Bersatu Lawan Terorisme
(AP/EMRAH GUREL)

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan,Kamis (14/4), mengajak kepala negara dan pemerintahan negara-negara Islam untuk mengakhiri perpecahan sektarian di dunia muslim dan bersatu memerangi terorisme.

Harapan itu disampaikan Erdogan pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang dihelat di Istanbul, Turki.

KTT ke-13 OKI itu mengusung tema Unity and solidarity for justice and peace.

"Saya percaya tantangan terbesar yang harus kita atasi ialah sektarianisme. Agama saya bukan Sunni, juga bukan Syiah. Agama saya Islam," kata Erdogan dalam pidato pembukaannya.

"Kita harus bersatu. Konflik dan tirani hanya akan membuat umat Islam menderita," tegasnya.

Ia menambahkan, pertemuan puncak itu bisa menjadi titik balik bagi seluruh dunia Islam yang mencakup 1,7 miliar jiwa.

Erdogan mengecam kelompok Islamic State (IS) yang menduduki sejumlah wilayah Suriah dan Irak dan kelompok ektremis Boko Haram di Nigeria.

Dia menyebut dua kelompok itu sebagai organisasi teroris yang sama-sama membawa misi jahat.

Presiden ke-12 Turki itu mengatakan OKI telah menerima proposal Turki untuk mendirikan pusat koordinasi polisi multinasional untuk negara-negara Islam.

Pusat koordinasi yang akan berbasis di Istanbul itu bertujuan memerangi kelompok militan.

"Kita perlu membangun suatu organisasi untuk lebih memperkuat kerja sama dalam memerangi teror," ujarnya.

Tidak dimungkiri, KTT OKI yang dihadiri lebih dari 30 kepala negara dan pemerintahan itu, termasuk Wapres Jusuf Kalla, dibayangi konflik sektarian akut di Suriah dan Yaman.

Tidak berperan efektif

Pengajar hubungan internasional pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Faris Alfadhat, memandang OKI punya sejarah panjang sebagai organisasi yang tidak bisa berperan efektif dalam menyelesaikan persoalan negara-negara muslim, termasuk konflik Palestina-Israel.

"Terkait ISIS, (OKI) juga tidak akan bisa memberikan solusi. Alasan utamanya, pendekatan yang kurang pas dalam mencari akar masalah teror yang sebagian besar justru berasal dari konflik perebutan sumber-sumber ekonomi," papar kandidat doktor pada Murdoch University, Australia, itu.

Faris menambahkan, umat muslim tentu punya harapan terhadap konferensi OKI di Istanbul tersebut.

Namun, harapan itu perlu dijaga dalam batas yang realistis karena kekuatan OKI sebenarnya tidak terlalu efektif akibat didera perpecahan di antara para anggota.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya