Latihan Militer AS-Filipina Picu Kemarahan Tiongkok

AFP/Aya/I-2
05/4/2016 01:20
Latihan Militer AS-Filipina Picu Kemarahan Tiongkok
(AFP/TED ALJIBE)

LATIHAN militer besar-besaran yang digelar Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Australia di perairan Filipina, kemarin, telah memicu kemarahan Tiongkok.

'Negeri Tirai Bambu' tersebut memperingatkan pihak luar untuk tidak ikut campur dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Sebanyak 5.000 tentara AS, 4.000 tentara Filipina, dan 80 tentara Australia dilibatkan dalam latihan militer itu.

Latihan gabungan dengan sandi Balikatan (Bahu-Membahu) itu akan berlangsung selama 11 hari.

Menteri Pertahanan AS Ash Carter akan mengunjungi Filipina pekan depan guna mengamati langsung penembakan artileri dan mengunjungi kapal induk AS yang terlibat dalam latihan.

Komandan pasukan Korps Marinir AS di Pasifik, Letnan Jenderal John Toolan, mengatakan latihan itu akan membantu sekutunya untuk meningkatkan keamanan maritim dan mempertahankan stabilitas regional.

Kantor berita Tiongkok, Xinhua, memberikan peringatan atas latihan gabungan itu.

"Latihan tersebut merupakan upaya terbaru Manila untuk melibatkan pihak luar dalam sengketa wilayah," kata Xinhua.

Dalam komentarnya itu, Xinhua mengecam Jepang yang telah mengirim kapal selam, pekan lalu, dan Australia yang terlibat dalam latihan itu.

"Negara besar dengan kepentingan vital di Asia, AS, harus menjelaskan target dari strategi Pivot to Asia mereka yang sejauh ini tidak lebih dari inkonsistensi antara tindakan yang memicu ketakutan dan kata-kata cinta damai," kata kantor berita itu.

Tiongkok mengklaim seluruh kawasan Laut China Selatan.

Namun, Brunei, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Filipina juga membuat klaim serupa.

Beberapa tahun terakhir ini, Tiongkok membangun sistem radar dan landasan pesawat di area terumbu yang direklamasi sehingga dikhawatirkan bisa menjadi kontrol militer atas seluruh wilayah.

AS, meskipun bukan negara pengklaim, telah menegaskan pentingnya menjaga rute terbuka di kawasan itu.

AS juga telah mengirim pengebom dan kapal perang untuk berpatroli di kawasan itu dalam beberapa bulan terakhir.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya