Darah Bocah itu Tumpah karena Ulah para Pengecut

AFP/Haufan Hasyim/I-1
29/3/2016 12:25
Darah Bocah itu Tumpah karena Ulah para Pengecut
(AP/KM Chaudary)

TAMAN Gulshan-e-Iqbal, di Lahore, Pakistan, seharusnya menjadi surga untuk anak-anak. Di taman itulah, para orangtua biasa membawa mereka berekreasi, bermain, dan bercengkerama. Namun, Minggu (27/6) petang, taman yang namanya diambil dari penyair terkenal Pakistan, Muhammad Iqbal, itu berubah bak neraka.

Saat perayaan Paskah, taman yang ketika itu ramai disesaki anak-anak beserta keluarga mereka tiba-tiba diguncang suara keras ledakan. Tak lama kemudian, asap menggumpal. Jerit tangis dan mayat pun bergelimpangan.

"Semua orang panik, berlarian ke semua arah. Banyak dari mereka terjebak di gerbang taman. Tubuh-tubuh korban yang tewas bisa ditemui di mana-mana," kata Danish, salah seorang pengunjung taman. Danish selamat karena saat itu sedang berjalan ke kantin untuk membeli makanan.

Menurut Danish, suasana taman ramai dipenuhi pengunjung. Saking penuhnya orang yang antre, ia dan dua saudara perempuannya kesulitan masuk ke area taman. "(Lalu) kami pergi kantin untuk membeli sesuatu ketika tiba-tiba terdengar sebuah ledakan besar," ungkapnya.

Seorang saksi, yang tidak diidentifikasi namanya saat diwawancara stasiun Geo TV, mengatakan ia sedang berjalan menuju sebuah pasar malam di Taman Gulshan-e-Iqbal dengan istri dan dua anaknya ketika ia mendengar ledakan besar yang mengempaskan mereka ke lantai.

Di ujung sana, tak jauh dari lokasi, saksi melihat seorang perempuan tengah menangis karena putus asa mencari anaknya yang berusia lima tahun yang hilang. Danish juga mengaku salah seorang saudaranya ikut tewas dalam insiden itu dan satu lainnya mengalami luka serius. Hasan Imran, 30, warga yang datang ke taman untuk jalan-jalan, mengatakan ia melihat potongan tubuh berserakan di tanah setelah ledakan itu.

"Ketika ledakan terjadi, nyala api membumbung tinggi hingga mencapai puncak pohon dan aku melihat tubuh-tubuh terbang di udara," kata Imran. Shahbaz Sharif, menteri dari Punjab mengatakan, "Kata-kata tidak dapat menggambarkan penderitaan melihat darah anak-anak kita tumpah karena tindakan para pengecut."

Akibat bom bunuh diri itu, setidaknya 72 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas dan melukai 300 lainnya. Sebuah faksi kelompok Taliban, Jamaat-ul-Ahrar, mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu. (AFP/Haufan Hasyim/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya