Presiden Brasil Terancam Dijatuhkan

29/3/2016 11:32
Presiden Brasil Terancam Dijatuhkan
(AP/Leo Correa)

PRESIDEN Brasil Dilma Rousseff kian terjepit. Kini, koalisi pendukungnya terpecah di tengah krisis politik yang mengancam untuk menggulingkan pemerintahannya. Kongres tengah mempertimbangkan untuk memproses desakan pemakzulan terhadap dirinya.

Posisi Rousseff mulai terancam ketika mitra koalisi utama dia, partai PMDB-sentris memutuskan akan keluar dari pemerintahannya.

PMDB, yang memiliki 69 perwakilan dan me­rupakan partai terbesar di kongres serta di­pimpin oleh Wakil Presiden Michel Temer, bakal mendapat keuntungan jika Rousseff terjungkal atau diberhentikan. Karena merekalah yang bakal melanjutkan pemerintahan hingga Pemilihan Presiden 2018.

Sementara itu, publik menuntut penuntasan kasus korupsi mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva di perusahaan minyak dan konstruksi Petrobas.

Sejumlah ekonom dan analis meyakini proses investigasi yang telah berjalan 2 tahun tidak akan mengganggu operasional perusahaan. Sebelumnya, Lula da Silva, dalam pertemuan di Sao Paulo, Rabu (23/3), mengatakan proses investigasi telah melumpuhkan sektor terpenting bagi ekonomi negeri itu, yaitu minyak dan konstruksi."Saat penyelidikan berakhir, memang akan ada banyak orang yang dipenjara, tapi jutaan orang akan menjadi pengangguran," kata Da Silva.

Ekonom IMF, Maurice Obstfeld, mengatakan situasi politik yang kian memburuk di Brasil, dan tudingan keterlibatan Presiden Dilma Rousseff dalam kasus itu, serta melebarnya tuduhan korupsi akan menjadi faktor penentu ekonomi Brasil. "(Faktor-faktor ini) telah merusak kepercayaan, memiliki dampak lanjutan terhadap prospek fiskal," kata Maurice.

Antonio Cesar Bochenek, Presiden Asosiasi Fe­deral Hakim Brasil, mengaku tak ada gangguan akibat penyelidikan kasus itu.
Petrobas dituduh melakukan penggelembung­an dana sebesar miliaran dolar. Ratusan orang mulai dari pejabat perusahaan hingga pemilik perusahaan telah dinyatakan bersalah. Sejak itu, sistem perbankan telah menunda kredit ke­pada perusahaan terkait.

Setelah turun 3,8% di 2015, perekonomian Brasil diproyeksi turun 3,5% tahun ini. Akibat penyelidikan korupsi, menurut perusahaan konsultan GO Associados, produk domestik bru­to (PDB) Brasil anjlok 3,6%, yang mengakibatkan penurunan pendapatan pegawai.

Laporan Januari lalu menunjukkan Petrobas menunda pembayaran proyek yang diduga menjadi sarang korupsi hingga mempengaruhi 12 ribu operator kilang dan galangan kapal. Namun, menurut Gesner Oliveira, Presiden Dewan Administratif Ketahanan Ekonomi (CADE), hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menghentikan pemberantasan korupsi."Perlawanan terhadap korupsi harus menjadi prioritas," katanya. (AFP/Aya/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya