Sistem Serupa Uber sudah Ada sejak 1914

AFP/Aya/I-1
29/3/2016 04:00
Sistem Serupa Uber sudah Ada sejak 1914
()

BERBAGI tumpangan atau bahkan penyewaan tempat tinggal bukan sebuah fenomena baru.

Cofounder Airbnb, perusahaan situs penyedia rental rumah, Joe Gebbia, mengatakan sistem tumpangan sejenis Uber atau penyewaan rumah miliknya sudah ada sejak 1914.

"Kami tidak menemukan hal baru. Keramahtamahan pada tamu sudah ada sejak lama," katanya dalam presentasi tahunan yang digagas TED (teknologi, hiburan dan desain) pada konferensi global yang diatur yayasan nonprofit, Sapling Foundation, untuk mengumpulkan ide-ide brilian.

Dalam pertemuan terpisah, Cofounder Uber, Travis Kalanick, mengatakan Uber ialah cara modern menggunakan bus berbiaya rendah atau dikenal dengan Jitney.

Pada 1914, di California, AS, Jitney juga menggunakan sistem berbagi, tapi ketenarannya menurun akibat berbenturan dengan regulasi.

"Sudah ada sebuah Uber sebelum adanya Uber. Jika itu bertahan, masa depan transportasi kemungkinan sudah ada sekarang," jelas Kalanick.

Nama Jitney berasal dari bahasa slang yang merujuk pada koin AS senilai 5 sen.

Diler mobil Los Angeles menyadari ramainya orang yang mengantre trem hingga ada opsi menyewa orang untuk mengantar mereka ke tempat tujuan.

Dalam setahun, tren itu menyebar ke sejumlah kota di AS.

Kekecewaan pada operator trem membawa layanan kendaraan berbasis aplikasi smartphone, yang dimulai dari industri taksi.

Di tahun-tahun berikutnya, industri trem berhasil memengaruhi regulasi bis murah seperti Jitney.

Jitney diperbolehkan beroperasi dengan syarat ada dua sopir dalam satu mobil selama beberapa jam dan lampu belakang mobil harus dinyalakan untuk menghindari tindakan kriminal orang yang tidak dikenal.

"Saat kita memulai Uber pada 2010 kami hanya ingin menekan tombol dan membawa penumpang. Ambisi kami tidak besar," ucap Kalanick.

Seiring dengan banyaknya kebutuhan masyarakat, di San Fransisco, pegawai Uber bertambah menjadi 6.500 orang dari 40 pegawai di tahun awal berdiri.

Di Tiongkok, Uberpool mencatat ada 15 juta perjalanan per bulan. Itu hampir sama dengan pertumbuhannya di Los Angeles.

Cofounder Airbnb Gebbia menyadari sulitnya membangun kepercayaan akan orang asing.

Untuk itu, ia berkomitmen menjaga kepercayaan pelanggan dengan membuat para pelanggan saling mengenal dan menciptakan reputasi dengan menyediakan ulasan yang dibuat pengguna fasilitas.

"Kami ingin membangun kepercayaan besar antara orang-orang yang tidak pernah bertemu," kata Gebbia.

Setelah bertahun-tahun operasional Airbnb berjalan, Gebbia mengaku tidak ada insiden signifikan, seperti konsumen yang meninggalkan rumah dalam keadaan rusak atau konsumen yang menunggu lama layanan Airbnb.

"Untungnya, dari 123 juta malam yang kami sediakan, hanya kurang dari 1% masalah yang timbul. Saat kita bekerja dengan baik, hal ajaib akan terjadi," imbuhnya.

Kekuatan berbagi bisa menjadi kunci keberhasilan mengubah bisnis tradisional menjadi kesempatan bertukar kebudayaan dan pengalaman.

"Manusia yang saling berbagi akan mengubah semuanya. Saya melihat masa depan masyarakat kota yang berbagi akan membawa masyarakat kita menjadi terhubung, bukan malah terisolasi dan bercerai berai," kata Gebbia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya