Lebih Nyaman dan Praktis, yang Beraplikasi Dipilih

AFP/Hym/I-1
29/3/2016 03:50
Lebih Nyaman dan Praktis, yang Beraplikasi Dipilih
(AFP/KHALED DESOUKI)

BAGI Hani, 32, mengendarai mobil di jalanan Kairo, Mesir, yang padat ialah mimpi buruk yang selalu menghantuinya.

Kemacetan lalu lintas, suara klakson yang memekak telinga, asap kendaraan, hingga umpatan para pengendara membuat perjalanan menguras tenaga dan pikiran.

Namun, dengan hadirnya dua layanan taksi berbasis aplikasi, Uber dan Careem, perempuan yang berprofesi sebagai bankir itu kini bisa menikmati perjalanan dengan mudah di seluruh Kairo.

Ibu kota Mesir itu terkenal dengan ruas jalanannya yang berdebu dan paparan polusi udara.

Penggunaan aplikasi di ponsel cerdas telah melonjak signifikan di Kairo.

Pengelola Uber menilai ibu kota Mesir itu ialah salah satu pasar yang paling cepat tumbuh.

Namun, tidak semua orang senang dengan keberadaan taksi mutakhir itu.

Protes terutama datang dari kalangan sopir taksi konvensional.

Musababnya kehadiran Uber dan Careem telah merenggut periuk atau pasar mereka.

Saban hari, makin banyak saja klien taksi tradisional yang beralih memakai jasa taksi berbasis aplikasi.

Di sisi lain, banyak penumpang mengeluhkan sikap pengemudi taksi tradisional yang biasanya tidak mengindahkan kenyamanan konsumen mereka.

Keluhan dan pengalaman tak mengenakan itu banyak beredar di media sosial.

"Saya menggunakan taksi dengan anak-anak saya dan sopir menyalakan rokok. Saya memintanya untuk berhenti, tapi katanya ada polusi di mana-mana dan menurunkan kami di sebuah jembatan," ungkap penyanyi Mesir, Samia Jaheen, di akun Twitter.

Para komuter seperti Hani mengaku lelah dengan layanan taksi konvensional dan memandang kehadiran alternatif baru berupa taksi berbasis aplikasi sebagai sebuah perubahan.

"Teman-teman saya juga merasa bahwa aplikasi itu telah membuat hidup lebih mudah," kata Hani, yang menggunakan jasa Uber atau Careem setidaknya dua kali sepekan.

"Sejumlah orang menggunakan Uber bahkan untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah," imbuhnya.

Layanan taksi konvensional di Kairo memang banyak dikeluhkan.

Para sopir biasanya kerap berulah, mulai merokok hingga tak mau menggunakan argometer.

Konsumen kadang merasa dicurangi karena sopir tiba-tiba menetapkan tarif lebih mahal daripada kesepakatan.

Di musim panas, saat suhu melambung sekitar 40 derajat celsius, sebagian besar pengemudi menolak untuk menghidupkan pendingin udara, bahkan beberapa dari mereka meminta uang tambahan untuk menghidupkan fasilitas yang sudah seharusnya diberikan kepada konsumen.

Kini, saat para konsumen beralih ke taksi berbasis aplikasi, yang bisa jadi akibat ulah dan layanan taksi tradisional yang buruk, para pengemudi taksi konvensional berduyun-duyun memprotes Uber dan Careem.

"Mereka sudah menyambar pasar kami. Kami berkeliaran selama berjam-jam tanpa menemukan pelanggan," kata Adel, 48, yang mengendarai taksi untuk menambah penghasilan sebagai teknisi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya