Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bahwa penangguhan Kanada atas ekspor beberapa teknologi pesawat tanpa awak tidak sejalan dengan semangat aliansi, mengingat kedua negara merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Kanada menangguhkan ekspor beberapa teknologi pesawat tanpa awak ke Turki awal bulan ini karena menyelidiki tuduhan peralatan itu digunakan oleh pasukan Azerbaijan yang terlibat dalam pertempuran dengan Armenia.
Dalam pembicaraan telepon pada Jumat malam (16/10), Erdogan dan Trudeau membahas peningkatan hubungan dan peningkatan perdagangan bilateral. Keduanya juga membicarakan upaya mengatasi masalah terkait kerja sama di sektor pertahanan.
"Selama panggilan telepon, Presiden Tayyip Erdogan mengatakan penangguhan Kanada atas ekspor beberapa perangkat militer ke Turki karena konflik Azerbajian-Armenia bertentangan dengan semangat aliansi," kata Kantor Kepresidenan Turki.
Menyusul pengumuman Kanada, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan penangguhan itu menunjukkan standar ganda.
Ekspor militer Turki ke sekutunya, Azerbaijan, telah meningkat enam kali lipat tahun ini, dengan penjualan pesawat nirawak dan peralatan militer lainnya meningkat menjadi 77 juta dolar AS hanya pada bulan lalu, sebelum pertempuran pecah di wilayah Nagorno-Karabakh, menurut data ekspor.
Ankara mengatakan berdiri kokoh di samping sekutu dekatnya dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Kelompok pengawas senjata Kanada, Project Plowshares, mengatakan video serangan udara yang dirilis oleh Azerbaijan menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak telah dilengkapi dengan sistem pencitraan dan penargetan yang dibuat oleh L3Harris Wescam, unit L3Harris Technologies Inc. yang berbasis di Kanada. (Ant/OL-12)
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
KEMENTERIAN Luar Negeri Turki mengatakan genosida yang dilakukan pemimpin kelompok Nazi Jerman Adolf Hitler telah berakhir. Hal serupa juga akan terjadi pada PM Israel Benjamin Netanyahu.
Iwan juga mengatakan sewaktu syuting di Hipodrom Konstantinopel, mereka didatangi pihak keamanan lalu dicecar dengan berbagai pertanyaan terkait tujuan mereka.
Pelatih Turki Vincenzo Montella mengatakan para pemainnya perlu memanfaatkan kekuatan dukungan suporter saat menghadapi Belanda
PEMIMPIN kelompok pejuang Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh mengadakan pembicaraan dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk meninjau perkembangan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Demiral mencetak dua gol saat Turki menang 2-1 atas Austria dan memastikan tempat di perempat final untuk menghadapi Belanda.
"Kita harus menjaga saluran dialog yang terbuka dengan Taliban dan mengejar keterlibatan secara bertahap daripada pendekatan berdasarkan kondisi yang sulit."
Hal itu terutama karena kedua negara sedang berjuang melawan pandemi virus korona dan menghadapi kesulitan ekonomi.
Turki saat ini memiliki pasukan di Afghanistan sebagai bagian dari pasukan NATO dan telah menawarkan untuk mengamankan bandara strategis Kabul setelah pasukan AS pergi pada akhir Agustus.
Undangan itu disampaikan ke ibu kota Iran oleh Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein, sehari setelah Baghdad mengumumkan pertemuan puncak yang ditetapkan akhir bulan ini.
Kantor berita resmi Iran IRNA tidak memberikan rincian agenda pembicaraan Zarif dengan Hussein.
Selama pertemuan itu, Erdogan mengatakan kepada Abbas bahwa Turki tidak akan tinggal diam terhadap penindasan Israel di Palestina, menurut kepresidenan Turki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved