Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEJUMLAH petugas medis yang biasa bertugas di Aleppo itu asyik bermain bola. Aktivitas itu terbilang 'mewah' sebab dalam lima tahun terakhir sejak perang saudara berkecamuk di Suriah, mereka kerap sibuk menolong yang terluka. Sejak gencatan senjata diberlakukan dua hari terakhir, para petugas medis itu kini bisa bersantai sejenak.
Aleppo, kota kedua terbesar di negeri itu, kini tak lagi bising desing peluru. Mobil-mobil ambulans yang kerap hilir mudik mengangkut korban, kini terparkir di dekat tanah lapang. Sejak konfl ik meletus pada 2011, relawan penyelamat seakan tak pernah berhenti barang sejenak untuk beristirahat. Kelompok yang dikenal dengan 'white helm' ini berjibaku menolong dan merawat korban yang terluka, termasuk mengevakuasi korban meninggal, baik karena serangan udara maupun peluru para penembak jitu.
Saat gencatan senjata mulai berlaku di sebagian besar Suriah Sabtu dini hari, banyak dari mereka yang bersukacita. "Jika sebelumnya kami mendapatkan telepon panggilan rata-rata 50 kali dari 114 (pusat panggilan darurat di seluruh Suriah), kini saat gencatan senjata, panggilan total hanya 10 kali sehari," kata juru bicara relawan Helm Putih, Abdelrahman, di Aleppo.
Beberapa dari mereka berharap dapat libur beberapa hari lebih lama pekan ini. Hal senada diungkapkan petugas medis dan dokter di kota-kota lain, termasuk di Damaskus. Di media sosial Twitter, pasukan Helm Putih memasang gambar sebuah pintu tertutup dengan stiker bertuliskan, "Tutup karena gencatan senjata". Namun demikian, tak ada yang bisa memastikan sampai kapan kondisi 'damai' ini berlangsung. Oleh karena itu, mereka diimbau untuk tetap waspada kemungkinan 'badai' akan kembali datang.
"Kami berharap pusat-pusat panggilan darurat kami akan tutup setiap hari, tapi kami tetap siap siaga," kata Abdelrahman. Aleppo merupakan medan palagan paling dahsyat selama perang saudara berkecamuk di Suriah. Sejak 2012 kota itu terbelah, bagian barat dikuasai pemerintah dan sisi timur yang diduduki pemberontak. Salah seorang tokoh yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di wilayah kaum oposisi di bagian timur kota, Dr Hamza al-Khateeb, mengaku senang dengan situasi saat ini. Kini, pihaknya merawat lebih sedikit korban luka. Hal ini tentu sangat kontras dengan waktu-waktu sebelumnya.
"Kondisinya relatif lebih tenang dan kami belum merawat warga yang terluka karena tertembak," ungkap Hamza. Namun, kondisi yang relatif tenang ini dimanfaatkan warga untuk berobat. Pasien ini umumnya mengecek gula darah atau mengobati penyakit ringan lainnya. Mereka sebelumnya takut berobat karena serangan bom yang tidak pernah berhenti. "Namun demikian, kami harus siap jika gencatan senjata ini dilanggar," tegas Hamza. "Secara pribadi saya sangat optimistis. Saya berharap kami bisa kembali ke rutinitas kami sebelum perang, tanpa perlu lagi mendengar raungan ambulans setiap saat," katanya lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved