Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PENGUNDURAN diri mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dari Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) dinilai tidak akan berpengaruh banyak bagi partai tersebut, kecuali jika dia mampu menjadi bola salju yang menggugah anggota lainnya dari partai itu untuk mundur.
Menurut pengamat politik yang juga Kepala Institute for Democracy and Economic Affairs, Wan Saiful Wan Jan dampak pengunduran diri Mahatir akan lebih terasa jika dia terus mengkritik bekas partainya tersebut, terutama soal kepeminpinan Najib Razak. Jika itu dilakukannya, kata Saiful, akan berpengaruh terhadap elektabilitas UMNO dalam pemilihan umum berikutnya. "Saya ragu pengunduran dirinya akan memiliki dampak kecuali dia mampu menjadi trigger (pemicu) pengunduran diri pengurus partai UMNO lainnya. Jika hanya dia sendiri yang memprotes UMNO, dampaknya tak terlalu banyak,'' ujar Saiful seperti dikutip Malaysian Insider, Selasa (1/3).
Seperti diwartakan Senin lalu, Mahathir menyatakan mundur dari UMNO. Langkah dia juga diikuti istrinya, Tun Dr Siti Hasmah Mohd Ali, dan mantan pemimpin divisi UMNO Khairuddin Alasan. Pengunduran diri tokoh negeri jiran yang bergabung dengan UMNO sejak 1946 itu ialah karena partai tersebut mendukung korupsi oleh pemerintahan di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak.
"Saya merasa malu dihubungkan dengan partai yang mendukung korupsi. Saya keluar dari partai Najib, tidak ada lagi UMNO," kata Mahathir dalam jumpa pers di Putrajaya, Malaysia, kala itu
Mahathir mengaku tak akan mendirikan partai tandingan setelah mundur dari UMNO. Namun, demi memerangi kasus korupsi Najib, ia akan mendirikan kelompok yang berkomitmen menggulingkan Perdana Menteri Malaysia yang berkuasa itu. Namun, menurut Saiful, pengaruh Mahatir tidak sekuat ketika dia berkuasa dulu. "Sulit bagi dia untuk menarik banyak dukungan," ujarnya.
Mahatir keras mengkritik Najib yang diduga terlibat korupsi dalam skandal finansial SRC International Sdn Bhd. Dia juga mengecam Jaksa Agung Tan Sri Mohamed Apandi Ali yang tidak menghukum Najib setelah Komisi Antikorupsi Malaysia menginvestigasi donasi senilai US$681 juta (setara hampir Rp10 triliun) yang diterima Najib di rekening bank pribadinya. Pihak Kejaksaan Agung Malaysia mencabut tuduhan korupsi terhadap Najib dan menyatakan uang di rekening bank pribadinya itu merupakan hadiah dari keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Kemarin harian Wall Street Journal (WSJ) yang pertama kali membongkar kasus ini, kembali mengungkap fakta baru bahwa uang yang diterima Najib ternyata lebih dari 10 triliun rupiah atau US$100 juta lebih banyak yang diwartakan sebelumnya. "Seharusnya Najib menyomasi jika berita terbaru yang dilansir WSJ itu tidak benar. Jika dia tidak melakukannya, berarti berita tersebut benar,'' kata Mahatir menanggapi berita yang ditulis harian bisnis yang berbasis di Amerika Serikat tersebut.
Namun, kubu Najib mengatakan berita yang dilansir WSJ tak disertai bukti-bukti dan ditunggangi kepentingan. " Mereka mengulang tuduhan yang sama tanpa disertai bukti,"ujar juru bicara kantor kementerian sang perdana menteri. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved