Gencatan Senjata Rawan Dilanggar

Thomas Harming Suwarta
01/3/2016 00:00
Gencatan Senjata Rawan Dilanggar
(AP/HASSAN AMMAR)

AKTOR-AKTOR utama dalam perang Suriah baku tuding atas terjadinya sejumlah pelanggaran gencatan senjata pada Minggu (28/2).

Kendati demikian, gencatan senjata yang pertama dalam lima tahun konflik di negeri itu tetap berjalan secara keseluruhan sepanjang hari kedua.

Kelompok oposisi mengakui gencatan senjata merupakan hal yang 'positif'.

Namun, mereka tetap mengajukan protes kepada PBB terkait adanya pelanggaran pada hari pertama gencatan senjata mulai diberlakukan.

"Kami memiliki pelanggaran di sana-sini, tetapi secara umum jauh lebih baik daripada sebelumnya dan orang-orang nyaman," kata Juru Bicara Komite Negosiasi Tingkat Tinggi Salem al-Meslet.

Meslet mengatakan oposisi ingin melihat bahwa gencatan senjata ini merupakan yang terakhir untuk selama-lamanya dan bahwa itu merupakan tanggung jawab Amerika Serikat untuk menghentikan pelanggaran apa pun.

Surat Komite Negosiasi Tingkat Tinggi kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menuduh rezim Suriah dan sekutunya melakukan 24 pelanggaran dengan tembakan meriam dan lima operasi darat di 26 daerah.

Surat yang ditandatangani Kepala HNC Riad Hijab tersebut juga menuding Rusia telah melakukan 26 serangan udara di daerah yang berada dalam kesepakatan gencatan senjata.

Dia mengatakan pelanggaran tersebut telah menewaskan 29 orang dan puluhan luka-luka.

Hijab memperingatkan mustahil untuk memulai kembali proses perundingan dalam kondisi seperti ini.

Kelompok Pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, juga melaporkan adanya serangan udara diyakini baik Suriah atau Rusia di tujuh desa di Hama dan Provinsi Aleppo.

Tidak jelas apakah wilayah tersebut masuk cakupan gencatan senjata atau tidak.

Kepala kelompok itu Rami Abdel Rahman mengatakan hanya salah satu desa, Kafr Hamra di Aleppo, yang dikendalikan Al-Nusra.

Rusia, yang melakukan berbagai pengeboman selama lima bulan terakhir untuk mendukung Presiden Suriah Bassar Al Assad, balik menuding oposisi telah melakukan sembilan pelanggaran gencatan senjata, termasuk dari wilayah Turki.

"Tapi secara keseluruhan, rezim gencatan senjata di Suriah sedang dilaksanakan," kata Kepala Pusat Koordinasi Moskow di Suriah Letnan Jenderal Sergei Kuralenko.

Pasokan
Kelompok bantuan berharap untuk menggunakan masa gencatan senjata ini memberikan pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi ribuan penduduk yang terisolasi.

Konflik yang sudah terjadi selama 5 tahun itu diperkirakan memakan korban 270.000 jiwa dengan lebih dari setengah warga Suriah menjadi pengungsi.

Mereka berharap gencatan senjata itu mampu menjadi pemicu untuk diadakannya perundingan damai di antara kedua belah pihak.

Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Suriah Yacoub El Hillo mengatakan gencatan senjata memungkinkan bantuan dapat dikirimkan bagi sekitar 154.000 orang yang tinggal di daerah yang terkepung selama lima hari ke depan.

"Ini adalah kesempatan terbaik bagi orang-orang Suriah yang selama lima tahun terakhir terus berperang untuk mengupayakan perdamaian dan stabilitas yang abadi," tambahnya. (AFP/Ths/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya