Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RIBUAN warga Cile membanjiri jalan-jalan Santiago dan kota-kota lain, Rabu (23/10), hari pertama unjuk rasa. Aksi protes terbaru itu semakin meningkatkan tekanan pada Presiden Sebastien Pinera setelah berhari-hari kerusuhan sosial yang menewaskan sedikitnya 18 orang.
Mahasiswa, profesor, dan pekerja pemerintah meninggalkan pekerjaan mereka atas desakan serikat pekerja terbesar di negara itu, mengabaikan paket tindakan yang diumumkan Pinera yang bertujuan menumpas kekerasan.
"Unjuk rasa terus berjalan! Kami mengatakannya dengan keras dan jelas: cukup sudah penaikan tarif dan penyalahgunaan," kata serikat buruh terbesar di Cile, United Center of Chile (CUT), yang mengorganisasikan aksi dua hari dengan sekitar 20 kelompok lain.
Baca juga: Pemerintah Cile Kembali Berlakukan Jam Malam
Di Ibu Kota Santiago, polisi menggunakan meriam air untuk mengusir pengunjuk rasa.
"Cile bangkit," ujar kata-kata di plakat yang diusung seorang pemrotes.
Negara itu, biasanya salah satu yang paling stabil di Amerika Latin, telah mengalami kekerasan terburuk dalam beberapa dasawarsa sejak protes terhadap penaikan tarif metro yang meningkat secara dramatis pada Jumat (18/10).
Demonstran telah mengecam kesengsaraan sosial dan ekonomi, termasuk kesenjangan menganga antara kaya dan miskin.
Seorang bocah empat tahun dan seorang pria tewas dalam protes terakhir ketika seorang pengemudi mabuk menabrak kerumunan demonstran, kata Wakil Menteri Dalam Negeri Rodrigo Ubilla.
Sementara korban ketiga meninggal setelah dipukuli polisi, menurut keluarga korban.
Dalam pidatonya kepada negara Selasa (22/10) malam, Pinera meminta maaf karena gagal mengantisipasi pecahnya kerusuhan sosial.
“Saya menyadari kekurangan visi ini,” ujarnya.
Di luar korban yang meninggal, 269 orang lainnya telah terluka dan sekitar 1.900 telah ditangkap, menurut Institut Nasional Hak Asasi Manusia (INDH). (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved