Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SUDAH bertahun-tahun Mathieu Ossendrijver, astrofisikawan di Universitas Humboldt, Berlin, Jerman, mengutak-atik empat keping tablet peninggalan bangsa Babilonia yang disimpan di Museum Inggris, London.
Tablet atau lempeng tanah liat yang berisi guratan simbol-simbol itu memang terlihat rumit, apalagi bagi orang awam. "Saya tidak bisa memahami arti isi tablet-tablet itu. Tidak ada yang bisa. Saya cuma tahu guratan-guratan itu berkaitan dengan geometri," tutur Ossendrijver, pekan lalu.
Pada akhir 2014, seorang kolega yang merupakan pakar assyriology ilmu sejarah, bahasa, dan peninggalan bangsa Assyria serta Babilonia menyerahkan foto-foto tablet koleksi museum. Ossendrijver mencermati salah satu tablet dalam foto. Ukurannya cuma 5 cm x 5 cm.
Di Museum Inggris, tablet itu dilabeli kode BM 40054. Oleh sang astrofisikawan, tablet kecil itu dijuluki naskah A. Pada akhir 2015, Ossendrijver memperkirakan guratan-guratan pada naskah A merupakan bentuk ringkas dari sederet kalkulasi panjang.
Dia lantas membandingkan tablet naskah A dengan empat tablet misterius yang sudah lebih dulu dia mulai teliti. Ossendrijver pun memecahkan misteri itu. Isi tablet-tablet itu berkisar soal Planet Jupiter. Kelima tablet, menurut Ossendrijver, berisi perhitungan gerakan Planet Jupiter terhadap posisi planet-planet lain.
"Tablet itu berisi angka-angka dan komputasi, penambahan, pembagian, perkalian. Memang di situ tidak disebut Jupiter secara spesifik. Ini merupakan versi singkat dari perhitungan komplet yang sudah saya teliti dari sejumlah tablet lain."
Yang mengejutkan buat dunia sains ialah metodologi komputasi pada tablet kuno itu menggunakan teknik yang mirip dengan geometri astronomi yang dikembangkan di Inggris sekitar 1350. Padahal, tablet-tablet itu merupakan peninggalan bangsa Babilonia di Mesopotamia--Irak saat ini--pada periode antara 350 SM dan 50 SM.
Kata Ossendrijver, "Tablet-tablet itu merupakan contoh paling awal yang kita ketahui menggunakan geometri untuk mengalkulasi posisi dalam ruang dan waktu. Itu juga menunjukkan para ahli astronomi Babilonia kuno mungkin berpengaruh pada munculnya teknik serupa di dunia sains Barat." Dalam sebutan lain, menurut Ossendrijver, "Ini cikal bakal pengembangan kalkulus.
"Temuan Ossendrijver yang diterbitkan di jurnal Science, Kamis (28/1), itu sekaligus menunjukkan bangsa Babilonia sudah menggunakan geometri untuk menentukan posisi Planet Jupiter 1.400 tahun lebih awal daripada dugaan sebelumnya.
Profesor astronomi kuno di Universitas Brown, Rhode Island, AS, John Steele, berkomentar, "Temuan itu menunjukkan masih banyak yang bisa disingkap dalam sains kuno dan setiap hal baru yang kita singkap menunjukkan betapa majunya orang-orang pada masa lalu.(AFP/Washington Post/Wendy Mehari Utami/E-1 )
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved