Beberapa Kota di Pesisir Pantai AS Lumpuh

AFP/Pra/I-3
27/1/2016 08:03
Beberapa Kota di Pesisir Pantai AS Lumpuh
(AFP/Chip Somodevilla/Getty Image)

IBU Kota Amerika Serikat (AS), Washington DC, dan beberapa kota di wilayah pantai timur ‘Negeri Paman Sam’ lainnya, Selasa (26/1) waktu setempat, masih mengalami kelumpuh­an akibat badai Jonas yang me­nerjang sejak Jumat (22/1) lalu.

Sebanyak 33 orang tewas akibat bencana salju yang juga dijuluki Snowzilla itu. Pemerintah setempat melaporkan sebagian besar korban tewas disebabkan terkena serangan jantung saat membersihkan salju dari jalanan di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Beberapa orang lainnya meninggal dunia akibat menghi­rup gas beracun karbon monoksida ketika berada di dalam kendaraan dan rumah mereka.

Selain menimbulkan korban jiwa, badai Jonas mengganggu aktivitas 85 juta warga di wilayah pesisir timur AS. Sejak Senin (25/1), kantor-kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah ditutup.

Di sejumlah negara bagian, moda transportasi darat seperti kereta bawah tanah dan bus-bus tidak beroperasi sejak Jumat (22/1) malam.

Pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah termasuk menyekop salju.

"Kegiatan itu bisa menimbulkan stres yang memicu serang­an jantung," ujar Wali Kota Baltimore Stephanie Rawlings-Blake. Baltimore ialah salah satu wilayah di Negara Bagian Maryland yang dilanda badai salju hebat.

Masyarakat, ucap Rawlings-Blake, banyak yang ingin berlagak seperti Superman. Ia mengatakan hal itu merujuk kepada warga yang tidak mengindahkan seruan. "Mereka (seharusnya) tidak perlu melakukannya."

Wali Kota Washington DC Muriel Bowser menyebutkan badai yang terjadi selama beberapa hari terakhir merupakan yang terburuk yang pernah ia alami.

"Menurut perkiraan yang kami dapat, dengan ketebalan salju mencapai 56 sentimeter, ini merupakan yang terparah yang pernah saya lihat," ujar Bowser.

Di New York, keadaan juga tidak lebih baik. Ketebalan salju di kota seluas 789 km persegi itu bahkan mencapai 68 sentimeter dan menjadi yang tertinggi kedua yang pernah melanda wilayah tersebut.(AFP/Pra/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya