Cuaca Ekstrem Landa Sebagian Wilayah Asia

Yanurisa Ananta
26/1/2016 12:44
Cuaca Ekstrem Landa Sebagian Wilayah Asia
(AFP)

SEJUMLAH negara Asia dilanda cuaca ekstrem. Salju, hujan es, dan angin dingin menerjang bahkan menyebabkan korban jiwa.

Temperatur udara Bangkok, Thailand, yang jarang lebih rendah daripada 20-25 derajat Celsius menurun hingga 16 derajat Celsius pada Minggu (24/1) malam. Thip Panyangam, 51, supir taksi motor di Bangkok justru menyambut cuaca ekstrem itu dengan sukacita. "Wah! Sudah sekian lama sejak saya merasakan dingin seperti ini. Saya merasa gembira, segar, dan rileks. Saat cuaca sangat panas, saya sakit kepala," kata Panyangam.

Di Jepang dilaporkan lima orang tewas dan 100 orang luka-luka akibat hujan salju dahsyat dan temperatur rendah yang mendera bagian barat dan tengah Jepang. Badan Meteorologi Jepang juga melaporkan salju pun turun di Pulau Amami untuk pertama kalinya sejak 1901.

Kantor berita Kyodo News melaporkan korban meninggal di Jepang merupakan warga perempuan yang terjatuh saat membersihkan salju di atap rumah. Selain itu, seorang laki-laki mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk. Korban lainnya ditemukan di bawah alat bajak salju dan dua orang lain terjatuh di saluran irigasi.

Di Tiongkok, 24 stasiun cuaca mencatat temperatur berada pada level terendah sejak Jumat (22/1) hingga Minggu (24/1). Bagian selatan Kota Guangzhou mengalami hujan es untuk pertama kalinya dalam 60 tahun. Sebanyak empat orang dilaporkan tewas akibat cuaca ekstrem di Tiongkok. Seorang petani stroberi juga meninggal akibat menghirup racun monoksida saat menyalakan pemanas ruangan di dalam rumah kaca plastik.

Cuaca ekstrem melanda Tiongkok di saat warga tengah sibuk mempersiapkan perayaan Imlek yang jatuh pada 8 Februari mendatang. Di Bandara Kunming, Yunnan Selatan, lebih dari 11.000 penumpang terjebak karena penerbangan dibatalkan.

Kemarin, sejumlah sekolah dan taman kanak-kanak di Hong Kong tutup ketika temperatur mencapai level terendah dalam 60 tahun. Perlombaan lari ultramaraton 100 km terpaksa dihentikan.

Salah seorang panitia penyelenggara perlombaan mengatakan temperatur itu menyebabkan ratusan pelari sulit berdiri akibat permukaan jalanan yang membeku sedangkan belasan lainnya terserang hipotermia. Pemadam kebakaran segera menyelamatkan mereka yang tergelincir di jalan-jalan membeku.

Remehkan cuaca
Di Taiwan, Pusat Biro Cuaca menyatakan biasanya temperatur Taipei pada Januari naik-turun pada kisaran 16 derajat Celsius. Namun, selama sepekan belakangan, temperatur Taipei mencapai 4 derajat Celsius. Suhu itu merupakan yang terendah selama 44 tahun.

Media lokal melaporkan 90 orang meninggal akibat udara dingin di Taiwan, kebanyakan warga lanjut usia di wilayah utara akibat serangan jantung dan kesulitan bernapas akibat udara dingin yang terjadi secara tiba-tiba. Salju juga menyelimuti Taipei hinga ketebalan 9 cm.

Di Korea Selatan, hampir 90 ribu orang terjebak di destinasi wisata Pulau Jeju. Salju dengan ukuran besar turun di Pulau Jeju menyebabkan bandara tutup selama tiga hari berturut-turut hingga kemarin.

Adapun di Hanoi, Vietnam, suhu udara pada malam hari turun hingga mencapai 6 derajat Celsius selama sepekan, untuk pertama kali selama 20 tahun. Area pegunungan di utara Vietnam, termasuk kota wisata Sapa, dilanda hujan salju ringan. Adapun di Eergu'Na, Mongolia, temperatur anjlok hingga minus 46,8 derajat Celsius pada Sabtu (23/1).

Awal Januari lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa negara-negara di dunia terlalu meremehkan efek perubahan iklim yang berupa fenomena cuaca ekstrem sebagaimana yang terjadi termasuk di Asia saat ini. (AFP/AP/DW/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya