Membersihkan Ranjau Membayar Kesalahan

Andhika Prasetyo
26/1/2016 10:42
Membersihkan Ranjau Membayar Kesalahan
(AFP/JACQUELYN MARTIN)

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry, kemarin, mengadakan pertemuan di Vientiane, Laos, untuk membahas peninggalan bom serta ranjau darat yang ditinggalkan 'Negeri Paman Sam' di salah satu negara ASEAN itu. "Kami tengah berusaha membereskan sisa-sisa perang yang terjadi puluhan tahun lalu. Misi itu kini masih berlanjut," ujar Kerry setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong.

Kunjungan Kerry itu merupakan yang ketiga kalinya dilakukan Menteri Luar Negeri AS ke Laos sejak 1955. Kerry menganggap misi pembersihan bom di Laos sebagai hal yang sangat penting. Secara pribadi, hal itu pun bukan tanpa alasan karena Kerry merupakan salah satu veteran yang terlibat dalam perang Vietnam.

Untuk operasi pembersihan dan kompensasi bagi penduduk yang terkena ranjau AS di Laos, AS hanya mengeluarkan US$4,2 juta per tahun. Lalu pada 2010, jumlah yang dianggap sedikit itu diprotes. Kongres AS meminta pemerintah mengeluarkan minimal US$5 juta untuk biaya pembersihan ranjau.

Jumlah itu meningkat terus hingga kini, menurut kantor berita CNN, biaya pembersihan ranjau peninggalan AS di Laos mencapai US$19,5 juta per tahun. "Ini merupakan tanggung jawab kita karena kitalah yang menciptakan masalah di sana," kata Tim Rieser, salah seorang pejabat kebijakan luar negeri AS.

Presiden AS Barack Obama yang mendukung penuh operasi itu menyatakan siap untuk terus membantu Laos dalam upaya menyelesaikan permasalahan peninggalan ranjau itu. "Ini dilakukan untuk membayar kesalahan di masa lalu. Presiden bersedia menyelesaikannya," ujar Wakil Penasihat Keamanan Nasional Ben Rhodes sebagaimana dikutip CNN.

Pemerintah Laos saat ini dalam proses memetakan lokasi peninggalan ranjau-ranjau darat AS. Proses itu dilakukan dengan bantuan Departemen Pertahanan AS yang memberi informasi terkait wilayah mana saja yang dijatuhi bom pada masa perang.

80 juta bom
Pada masa perang Vietnam yang berlangsung pada periode 1964 hingga 1973, pesawat perang AS menjatuhkan sekitar 250 juta bom ke Laos untuk menghancurkan pasukan Vietnam. Penanaman ranjau juga dilakukan sebagai upaya menghalangi pasukan Vietnam yang menggunakan jalan-jalan darat di Laos sebagai rute pengiriman persediaan persenjataan. Dari jumlah itu, sekitar 80 juta bom tidak meledak. Bom itu tersebar mulai dari hutan, sawah, hingga permukiman penduduk.

"Jelas ini merupakan sebuah masalah. Ini terjadi karena tindakan kami saat perang Vietnam," demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS. Misi penanaman ranjau itu menjadikan Laos sebagai negara dengan jumlah bom terbanyak per kapita. Sejak perang berakhir, sekitar 50 ribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengalami cedera akibat ledakan peninggalan bom di Laos.

Salah satu peristiwa ledakan terjadi pada 2012. Saat itu, sebuah bom meledak ketika tiga anak sedang menggali tanah untuk mengambil bambu. Dua anak tewas akibat insiden tersebut, sedangkan satu anak lainnya mengalami kelumpuhan. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya