Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SELAMA bertahun-tahun, Kota Apatzingan, Meksiko, dikenal sebagai markas gembong narkoba. Baku tembak antarkartel dan aksi pembunuhan menjadi peristiwa yang biasa. Ibu kota kawasan wilayah pegunungan Tierra Caliente juga sarang produsen narkotika.
Aparat keamanan menangkap sejumlah gembong kartel La Familia Michoacana pada 2006. Tindakan tersebut tetap tak menyurutkan angka kriminalitas. Tujuh tahun setelah penangkapan atau tepatnya pada 2013, kartel La Familia Michoacana membubarkan diri.
Bagai pohon benalu, satu dipangkas, satu lainnya tumbuh. Pascapembubaran La Familia, muncul kartel baru yang bernama 'Knights Templars'. Bahkan, sejumlah kalangan muda bergabung dengan kartel tersebut.
Dunia narkoba bukan lagi dianggap tabu. Bahkan, terlibat perdagangan narkoba ialah jalan pintas mendapat uang. Dengan uang itu, mereka meraih mimpi memiliki kendaraan dan dikerubuti para perempuan cantik.
"Kultur narkoba tertanam di sini. Hal ini memengaruhi cara mereka berpikir, musik mereka, dan cara berpakaian mereka," kata Uriel Ramirez Hernandez, pengajar sekaligus ketua kelompok penyair penulis muda di toko buku Fondo de Cultura Economica (FCE), Kota Apatzingan.
Hernandez, salah seorang yang meyakini bahwa pengenalan sastra dan kesenian bisa menggeser kultur yang akrab dengan narkoba tersebut. Gagasan mendapat dukungan dari Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto.
Dengan dukungan pemerintah, FCE membangun sebuah toko buku sebagai strategi pencegahan kriminal di kalangan remaja. Selain menyediakan sesi baca bagi anak-anak dan orang dewasa, FCE juga memiliki kelas belajar menari dan mariachi (bermain gitar khas Meksiko).
Yuritzia Pinzon, ibu dua orang anak, mengatakan keberadaan FCE membawa dampak positif bagi anak-anak remaja. Kini anak remaja di Apatzingan memiliki alternatif hiburan dari pada mengisi waktu mereka dengan mabuk-mabukkan dan nongkrong di alun-alun kota.
"Saya membeli buku dan anak-anak saya membaca buku itu. Jika saya tidak menekan sesuatu yang positif pada mereka, maka orang lain yang akan menekan sesuatu yang buruk padanya," kata Pinzon.
Kendati demikian, tak sedikit orang yang skeptis akan keberhasilan FCE. Mereka menyebut sangat sulit mengubah kultur narkorba di kawasan yang hukum tak lagi dapat ditegakkan dan kemiskinan masih menjadi masalah.
"Sangat sulit untuk meyakini bahwa 'pusat budaya' bisa membawa perubahan signifikan di Michoacan," kata Jorge Kawas, seorang konsultan keamanan.
Ia menekankan pendidikan rendah, maraknya korupsi, dan disfungsi politik di kawasan menjadi sumber utama kesulitan itu.
Namun, FCE berkeras bahwa pendekatan kesenian dan sastra mampu menghasilkan budaya baru. Mereka mengklaim sejauh ini hasilnya sudah terlihat. Para partisipan kian bertambah di luar ekspektasi. Laki-laki mulai menemani istrinya dalam sesi baca untuk ibu dan anak.
"Kami mungkin tidak mengubah seluruh warga Apatzingan. Tapi kami akan mengubah mereka yang bekerja dengan kami." imbuh Martha Luna, Direktur pusat FCE di Apatzingan.
Direktur FCE untuk anak-anak dan anak muda, Socorro Venegas, mengatakan seni mampu memainkan peran penting dalam hal apa pun.
"Sangat penting berbicara mengenai kultur damai di mana pun," katanya.(The Guardian/Aya/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved