Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
TERTANGKAP, kabur, tertangkap lagi, sekali lagi kabur, dan akhirnya tertangkap kembali. Itulah yang terjadi pada Joaquin 'El Chapo' Guzman Lorea, bandar narkoba asal Meksiko yang paling dicari di seluruh Bumi.
Melalui proses yang panjang dan dengan bantuan aktor kawakan asal Amerika Serikat Sean Penn, Guzman dapat ditangkap aparat keamanan untuk ketiga kalinya pada 8 Januari lalu di sebuah rumah di Los Mochis, Sinaloa, Meksiko.
Dengan ditangkapnya sang buron narkoba itu, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menyatakan misi telah selesai. 'Mission accomplished. Kami mendapatkannya', tulis Nieto di akun Twitter pribadinya.
Kepercayaan diri pria 49 tahun itu tidak terlepas dari kinerja aparat yang berhasil menahan 98 buron paling dicari dari daftar berisi 122 orang yang harus ditangkap. "Kita masih punya tantangan, tetapi kita akan melawan mereka dengan visi dan determinasi," tegas Nieto.
Namun, apa yang dideklarasikan sang presiden dianggap beberapa pihak sebagai hal yang terlalu dini dan sembrono.
Para kritikus dan pengamat mengatakan ditangkapnya Guzman alias El Chapo tidak akan begitu saja menghentikan tindak kejahatan di negara itu.
"El Chapo hanyalah satu orang. Sebuah masalah tidak akan selesai dengan ditangkapnya satu orang," ujar Wakil Direktur Mexico Institute Christopher Wilson.
Sementara itu, sejarawan Meksiko Lorenzo Meyer mengatakan apa yang dideklarasikan Nieto dengan menyebut misinya telah selesai merupakan hal yang kurang patut. "Itu bukan keputusan yang bagus. Menangkap gembong narkoba yang pernah dua kali lolos dari penjara bukanlah akhir dari sebuah misi," ujar Meyer. Organisasi narkoba di Meksiko, lanjut Meyer, tidak akan hancur begitu saja dengan ditangkapnya El Chapo.
Tidak berarti
El Chapo pertama kali ditangkap pada 1993. Ia dijebloskan ke penjara Puente Grande, Meksiko. Pada 2001, pria itu kabur dengan cara bersembunyi di dalam keranjang cucian. Beberapa petugas diduga terlibat dalam pelarian itu. Setelah menjadi buron selama 13 tahun, El Chapo kembali ditangkap pada 2014. Ia ditempatkan di Number One Federal Social Rehabilitation Center atau Penjara Altiplano.
Namun, sekali lagi, ia membuktikan penjagaan penjara Meksiko yang superketat bukanlah halangan baginya.
Pria kelahiran La Tuna, Meksiko, itu kabur melalui sebuah terowongan rahasia. Beberapa sipir dan tahanan yang diduga terlibat pelarian kedua Guzman dimintai keterangan.
Tentangan atas pernyataan Presiden Nieto juga diutarakan wakil pemimpin Partai Gerakan Warga Victor Manuel Sanchez Orozco. Dengan tegas ia menyatakan misi belum selesai. "Ketika kekuasaan Nieto berakhir pada 2018 nanti, penangkapan itu tidak akan berarti apa-apa. Perdagangan narkoba, kejahatan, dan masalah lain tidak akan berkurang, bahkan bisa meningkat," ujar Orozco.
Korupsi
Politikus lain mengungkapkan tidak hanya kejahatan narkoba yang belum berakhir, tetapi juga kejahatan korupsi. Penyebabnya ialah tindakan korupsi sangat berkontribusi besar dalam dua kali lolosnya Guzman.
"Ketika Anda menempatkan kembali Guzman ke dalam penjara, itu sudah merefleksikan adanya hal yang salah di sana," ujar Jose Antonio Crespo, pengamat politik dari Center for Economic Research and Teaching.
Penangkapan Guzman, tutur Crespo, tidak berarti kejahatan dan korupsi hilang begitu saja. "Penangkapan ini akan meningkatkan citra publik presiden dan memberikan napas kepada pemerintah, tetapi itu semua tidak akan bertahan lama," sambungnya.
Hasil jajak pendapat yang dilakukan surat kabar El Universal, menyatakan 77% masyarakat Meksiko meyakini El Chapo, sekali lagi, akan melarikan diri dari penjara.
"Itu menunjukkan ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah," lanjut Crespo.
Selain narkoba dan korupsi, para pengamat menyebutkan masih banyak permasalahan lain yang hingga kini belum diselesaikan pemerintah.
Sebut saja kasus hilangnya 43 mahasiswa yang diyakini diculik anggota kepolisian yang bekerja sama dengan kelompok narkoba pada September 2014.
Sejumlah pengamat juga masih mempertanyakan akurasi data yang sempat dibanggakan pemerintahan Presiden Nieto yang menyebut semenjak Nieto menjabat presiden pada Desember 2012, jumlah pembunuhan sudah jauh berkurang. (AFP/I-1)

Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved