Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PRANCIS menyatakan masih dalam status berperang dengan kelompok Islamic State (IS). Karena itu, ‘Negeri Anggur’ tidak akan mencabut keadaan darurat yang diberlakukan hingga perang global terhadap kelompok tersebut benar-benar berakhir.
"Selama ancaman itu masih ada, kami akan terus menggunakan semua cara sampai kami bisa memberangus Daesh (IS)," tegas Perdana Menteri Prancis Manuel Valls, di Davos, Swiss, Kamis (21/1). Daesh merupakan sebutan warga Prancis terhadap kelompok itu.
Dengan status darurat itu pasukan keamanan Prancis memiliki landasan hukum untuk mengge-rebek dan melakukan penangkapan di rumah-rumah.
Valls mengingatkan bahwa Prancis berpotensi kembali disasar serangan teroris. Dalam beberapa bulan terakhir, kata Valls, pasukan keamanan negaranya telah menggagalkan sejumlah upaya penyerangan.
Pemerintah Prancis menetapkan status darurat di seantero negeri itu beberapa jam setelah terjadi serangkaian serangan teroris yang melantakkan Paris dan menewaskan 130 orang pada 13 November lalu. Status itu dijadwalkan berakhir pada 26 Februari.
Selain itu, Valls mengingatkan Uni Eropa untuk segera mengontrol perbatasan terluar mereka agar kekacauan tidak terjadi. "Jika Eropa tidak mampu melindungi perbatasannya, keberadaan Eropa patut dipertanyakan," tegasnya.
Menjawab kekhawatiran banyak pihak bahwa kontrol perbatasan itu bisa membahayakan penerapan zona paspor Schengen, Valls menegaskan bahwa konsep Uni Eropa sendiri, yang selama ini dianut, berada dalam bahaya besar.
Ia mengatakan Eropa tidak bisa mengambil semua pengungsi yang membanjiri ‘Benua Biru’ dari wilayah di Irak dan Suriah. "Kalau tidak, masyarakat kita akan benar-benar kacau," ungkapnya.
Lebih dari 1 juta migran, sebagian besar pengungsi, tiba di daratan Eropa tahun lalu. Banyak yang menempuh perjalanan berbahaya. Kemarin, sekitar 21 orang tewas saat perahu yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai kepulauan Yunani.
Sejak pertengahan 2014, Prancis bahu-membahu dengan Amerika Serikat dan beberapa negara lain menggelar operasi untuk menum-pas IS. Sedikitnya 22 ribu anggota kelompok yang berpusat di Irak dan Suriah itu tewas selama operasi itu.
"Angka yang diberikan oleh koali-si ialah sekitar 22 ribu orang sejak operasi dimulai di Suriah dan irak," ungkap Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian, kepada saluran berita France24, Kamis (21/1).
Dia juga menyebutkan pasukan koalisi memenangi sejumlah pertempuran melawan IS dalam beberapa bulan terakhir. (AFP/BBC/Hym/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved