Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KANSELIR Jerman Angela Merkel, kemarin, mendesak pemerintah Turki untuk menunaikan peran vital mereka secara serius dalam upaya membendung gelombang migran yang terus masuk ke Eropa.
Desakan itu disampaikan Kanselir Merkel saat menjamu Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu dalam pertemuan yang dinamakan Konsultasi Pemerintahan untuk membahas kerja sama dan permasalahan yang melibatkan kedua negara.
"Saya meminta Turki untuk menghormati perjanjian yang telah disepakati," tegas Merkel.
Pada Oktober 2015, Turki dan Uni Eropa (UE) menyepakati sebuah kerja sama untuk menangani permasalahan pengungsi. Sesuai dengan kesepakatan itu, Turki menyatakan bersedia menampung 2,2 juta migran. Dengan tertampungnya sejumlah besar migran di Turki, itu berarti arus kedatangan migran di 'Benua Biru' bisa tersumbat.
Sebagai imbalan, Turki yang terletak di dua benua sekaligus itu akan mendapat bantuan dana sebesar 3 miliar euro untuk menunaikan perannya dalam menampung 2,2 juta migran.
Nyatanya kesepakatan hanyalah kesepakatan. Turki dianggap tidak maksimal dalam mencegah gelombang pengungsi yang masih terus masuk ke Eropa. Saat ini 2.000 hingga 3.000 pengungsi yang datang dari Turki masih saja tiba di Yunani setiap hari.
Kendati demikian, kesalahan tidak bisa diluapkan begitu saja kepada Turki karena UE juga tidak secara penuh memenuhi komitmen mereka.
Hingga saat ini beberapa negara anggota UE pun masih berselisih paham. Mereka mempermasalahkan jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk memenuhi nominal 3 miliar euro yang akan diberikan kepada Turki karena tidak semua negara Eropa memandang krisis migran sebagai masalah utama.
Minta solidaritas
Untuk menanggapi hal itu, PM Turki Ahmet Davutoglu menyatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan uang sebesar 3 miliar euro yang dijanjikan UE. "Kami tidak meminta uang. Kami tidak sedang melakukan negosiasi untuk mendapatkan uang," tegas Davutoglu.
Menurutnya, apa yang menimpa Eropa saat ini ialah masalah kemanusiaan. "Oleh karena itu, masalahnya bukanlah uang. Kami meminta solidaritas. Kami meminta negara-negara Eropa merasakan apa yang kami rasakan," lanjut Davutoglu.
Pembahasan lanjutan akan dilakukan Merkel dan Davutoglu untuk menemukan solusi dalam upaya menangani konflik soal krisis migran. "Kami harap dapat menemukan langkah konkret untuk isu ini," sambung pria 56 tahun itu.
Hasil Konsultasi Pemerintahan kali ini sangat penting bagi Kanselir Merkel karena di dalam negeri, ia tengah menghadapi tekanan kuat untuk mengurangi arus migran yang masuk ke Jerman. Pada 2015, tercatat sebanyak 1,1 juta pengungsi masuk ke Jerman.
Pertemuan yang dilakukan Merkel dan Davotoglu berlangsung berselang beberapa hari setelah terjadinya peristiwa serangan yang dilakukan kelompok ekstremis Islamic State (IS) di salah satu kota terbesar Turki, Istanbul.
Sebanyak 10 warga Jerman tewas dalam aksi teror itu. Oleh karena itu, perihal keamanan juga menjadi fokus pembicaraan pemerintah Jerman dan Turki.
Selain itu, topik sensitif, seperti kebebasan berpendapat dan situasi kelompok Kurdi di Turki, juga menjadi hal yang dikedepankan Merkel.
Pertemuan Konsultasi Pemerintahan merupakan format yang dicetuskan Jerman untuk melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara yang dianggap sangat berpengaruh bagi Jerman. Selain Turki, India dan Tiongkok merupakan negara yang mendapat kesempatan itu. (AFP/I-1)
andhika@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved