Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SELAMA 5 tahun belakanganan, perusahaan Dangote Group milik Aliko Dangote, 58, membangun pabrik pengolahan tomat senilai US$20 juta di Kota Kano, Negara Bagian Kano, Nigeria bagian utara. Pabrik itu seluas 10 kali lapangan sepak bola dan dilengkapi 17 ribu hektare ladang tomat dengan sistem irigasi.
Wilayah tempat pabrik itu didirikan merupakan daerah yang dibelenggu kemiskinan dan pengangguran. Dua kondisi itulah yang dinilai sebagai bibit merebaknya kelompok radikal di Afrika sejak 2009. Maka Dangote punya cita-cita.
Dengan pabrik pengolahan tomat, laki-laki terkaya di 'Benua Hitam' itu, yang jumlah kekayaannya US$18 miliar, berharap agrikultur bisa membawa perubahan bagi ekonomi domestik dan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga secara tidak langsung ikut memberantas eksistensi kelompok ekstremis Boko Haram. Semua itu hendak dilakukan dengan tomat.
Kementerian Pertanian Nigeria menyebut permintaan pasta tomat di dalam negeri mencapai 900 ribu ton per tahun. Saat pabrik Dangote mulai beroperasi bulan depan, ia akan menghasilkan 430 ribu ton pasta tomat yang biasa digunakan dalam makanan masyarakat Nigeria. "Nigeria merupakan pasar yang sangat besar untuk pasta tomat sehingga kami akan sangat tertantang untuk memenuhi itu," kata manajer umum pabrik, Abdulkarim Kaita.
Di Nigeria, produksi tomat mencapai 1,5 juta ton setiap tahun. Karena itulah, Nigeria dinobatkan sebagai negara produsen tomat terbesar ke-14 di dunia. Namun, masih banyak tomat yang diimpor dari Tiongkok karena kurangnya pabrik pengolahan tomat di Nigeria.
Pabrik Dangote yang dibangun perusahaan agrobisnis Syngenta yang berpusat di Swiss secara langsung mempekerjakan 120 orang. Selain itu, 50 ribu petani dilibatkan untuk menanam tomat sebagai bahan baku pabrik pengolahan.
Pabrik, menurut Kaita, akan membeli tomat petani dengan harga bersaing. Bank Sentral Nigeria pun menyediakan bantuan teknis termasuk pinjaman lunak untuk benih dan pupuk.
"Begitu kami memulai proses produksi, pabrik akan menyediakan lapangan kerja bagi para petani dan industri kemasan pasta tomat, pedagang, operator pengangkutan, dan banyak lagi yang mendukung rantai itu," kata manajer produksi pabrik, Ashwin Patil.
Petani setempat, Yusuf Kado Kadawa, berharap banyak dari pabrik pengolahan tomat itu. "Kami betul-betul merugi selama ini karena banyak tomat yang kami panen membusuk gara-gara tidak ada pasar yang siap membeli tomat kami. Kini, semoga itu tidak lagi terjadi," kata dia.
Saat ini, separuh hasil produksi panen tomat di Nigeria membusuk karena kurangnya fasilitas penyimpanan, harga rendah, juga ketiadaan akses pasar. Akibat itu pula, para petani berhenti menanam membuat tingkat pengangguran bertambah, juga memicu kemiskinan, dan diperkirakan memarakkan radikalisme. Dengan tomat, semua itu hendak ditangkis. (AFP/Yanurisa Ananta/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved