Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PASUKAN keamanan Bangladesh menghentikan 30 orang pengungsi Rohingya yang rencananya akan diselundupkan ke Malaysia dengan kapal. Para pengungsi tampaknya semakin tergoda melakukan perjalanan ke Asia Tenggara melalui jalur laut, ketimbang bertahan di kamp-kamp kumuh.
Pejabat otoritas setempat mengungkapkan dua tersangka perdagangan manusia ditangkap, dalam operasi yang dilakukan pasukan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) di distrik Cox's Bazar pada Kamis (7/2) malam.
Sekitar 740 ribu etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh, pascaoperasi keras militer pada Agustus 2017. Ratusan imigran bergabung dengan sekitar 300 ribu kelompok minoritas Muslim yang lebih dulu menghuni kamp-kamp pengungsian di Bangladesh. Alhasil, situasi kamp pengungsian melebihi kapasitas.
Puluhan pengungsi yang ditahan di sebuah kota pesisir Teknaf yang berbatasan dengan negara bagian Rakhine, mencakup 17 perempuan, 7 pria dan 6 anak-anak. BBG mengungkapkan penangkapan ini merupakan ketiga kalinya sejak November 2018. Ketika petugas berupaya mencegah pengungsi yang ingin pergi ke Malaysia dengan kapal, lantaran negara tersebut dianggap lebih makmur dan mayoritas penduduk beragama Muslim. Sejumlah kapal juga telah dicegat karena berusaha meninggalkan Myanmar.
Baca juga: 286 Warga Bangladesh akan Dideportasi dari Medan
Kepada AFP, Letnan Kolonel Asadud Zaman Chowdury mengatakan 30 pengungsi Rohingya tergoda oleh tawaran oknum perdagangan manusia yang kerap berkeliaran di kamp pengungsian Cox's Bazar. Para pengungsi, lanjut dia, rela membayar sekitar US$ 1.000 agar tiba di Malaysia dengan aman.
"Pengungsi yang ditahan akan kami kirim kembali ke kamp pengungsian," ujar Chowdury.
Salah satu perempuan dalam kelompok pengungsi yang ditahan, menuturkan dirinya ingin ke Malaysia untuk menikah dengan seorang pria Rohingya yang belum pernah ditemui. "Paman saya yang menyiapkan perjalanan dan membayarnya. Dia bilang calon suami saya sudah menunggu di Malaysia," katanya yang enggan menyebutkan identitas.
Gelombang pengungsi yang tergoda untuk meninggalkan kamp-kamp pengungsian di Bangladesh, dikhawatirkan semakin meningkat. Selanjutnya, mereka bisa melakukan perjalanan lewat jalur laut yang berbahaya menuju Malaysia.
Aksi penyelundupan manusia yang menggiring puluhan ribu pengungsi Rohingya pergi ke Malaysia, mendapat perlawanan dari Bangladesh. Apalagi setelah pihak berwenang Thailand menemukan kuburan massal pengungsi, serta sejumlah kapal yang kelebihan muatan melintasi lautan.
Teluk Benggala, wilayah perairan yang dilintasi kapal untuk mencapai Malaysia, dalam kondisi lebih tenang antara November 2018 dan Maret 2019. Akan tetapi, cuaca yang kondusif mendorong lebih banyak kapal-kapal kecil berani melaut demi menebalkan pundi-pundi.(AFP/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved