Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Xi Jinping: Penyatuan China-Taiwan "Tak Terelakkan"

AFP
02/1/2019 17:10
Xi Jinping: Penyatuan China-Taiwan
Presiden Xi Jinping(AFP)

PRESIDEN China Xi Jinping menyatakan penyatuan China dan Taiwan "tak akan terelakkan". Dia juga mengecam upaya-upaya kemerdekaan Taiwan dan menyebut China tetap memiliki opsi penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Taiwan.

"China harus dan akan bersatu.. dan itu adalah persyaratan mutlak demi kebangkitan bangsa China. Kami tidak berjanji akan meninggalkan penggunaan kekuatan militer  atau cara apapun juga demi melawan tindakan separatis Taiwan yang menghalangi upaya unifikasi ini," tegas Xi Jinping dalam pidato perayaan 40 tahun penyampaian pesan reunifikasi China-Taiwan di Beijing, Rabu (2/1).

Xi menggambarkan unifikasi itu dengan pendekatan "satu negara, dua sistem" yang akan "menjamin kesejahteraan dan kepentingan warga Taiwan".

China hingga kini masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang harus disatukan kembali, meskipun keduanya telah memiliki pemerintahan sendiri-sendiri sejak berakhirnya perang antar keduanya di tahun 1949.

Taiwan memiliki sistem politik, peradilan dan mata uang sendiri namun belum secara resmi menyatakan kemerdekaannya dari China.

Hubungan keduanya memanas dalam dua tahun terakhir sejak terpilihnya Tsai Ing-wen sebagai Presiden Taiwan. Tsai menolak menerima sikap China bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China".

"Beijing harus menghormati keinginan 23 juta warga Taiwan untuk kemerdekaan dan demokrasi. Beijing juga harus menggunakan cara-cara damai dan setara dalam menangani masalah perbedaan antara China dan Taiwan," ujar Tsai.

Sementara itu, analis politik Fan Shih-ping dariNational Taiwan Normal University menilai, walaupun isi pidato Xi Jinping begitu keras, namun itu lebih untuk kepentingan politik dalam negeri China. "Tidak ada hal baru dalam pidato itu. Unifikasi ini tidak memengaruhi kepentingan negara lain," ujarnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anwar Surachman
Berita Lainnya