Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

DPR AS Nyatakan Krisis Rohingya Genosida

Basuki Eka Purnama
14/12/2018 07:42
DPR AS Nyatakan Krisis Rohingya Genosida
(AFP)

DPR Amerika Serikat (AS), Kamis (13/12), secara nyaris bulat menyatakan pengusiran ratusan ribu warga muslim Rohingya oleh militer Myanmar sebagai genosida.

Majelis rendah AS itu juga menuding militer AS melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan menyerukan segera dibebaskannya dua wartawan Reuters yang ditahan karena memberitakan krisis itu.

Resolusi itu didukung oleh 394 anggota DPR AS dengan hanya satu anggota dari Partai Republik yang menentang.

Sebelumnya, PBB telah mengklasifikasikan pengusiran massal ratusan ribu warga Rohingya dari kediaman mereka sebagai genosida.

Anggota DPR AS kemudian menyerukan kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk menentukan, berdasarkan bukti-bukti yang ada, apakah aksi dari militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine pada 2017 merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, atau kejahatan lain berdasarkan hukum internasional.

Baca juga: 20 Etnis Rohingya Mendarat Di Kuala Idi, Aceh Timur

DPR AS menambahkan semua yang bertanggung jawab atas kejahatan itu harus dilacak, diberi sanksi, ditangkap, dan dihukum berdasarkan hukum internasional.

Pada 2017, pendahulu Pompeo, Rex Tillerson, menyebut aksi militer Myanmar terhadap warga Rohingya sebagai pembersihan etnik dan pada Agustus menjatuhkan sanksi kepada empat perwira militer dan dua unit militer yang terlibat.

Lebih dari 700 ribu warga Rohingya telah melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine sejak militer Myanmar melancarkan operasi militer pada Agustus 2017.

Pemerintah Myanmar membantah melakukan pembersihan etnik dan menegaskan mereka hanya melancarkan serangan balasan terhadap aksi kelompok pemberontak Rohingya. (AFP/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya