Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TURKI, Senin (12/11), mengecam komentar yang tidak dapat diterima dan kurang ajar yang dikeluarkan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.
Le Drian sebelumnya menuduh Presiden Recep Tayyip Erdogan bermain politik dengan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Erdogan, Sabtu (10/11), mengatakan bahwa Turki telah berbagi rekaman terkait dengan pembunuhan wartawan Arab Saudi bulan lalu dengan Riyadh, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan sekutu lainnya, tanpa memberikan rincian konten khusus rekaman.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Prancis 2, Senin, Menlu Prancis mengatakan dia untuk saat ini tidak menyadari ada informasi yang dikirimkan Ankara.
Saat ditanya apakah presiden Turki itu berbohong, dia mengatakan bahwa Erdogan sedang memainkan permainan politik dalam situasi seperti ini.
Baca juga: Trump dan Erdogan Bertemu Bahas Kasus Tewasnya Khashoggi
Komentarnya memprovokasi kemarahan di Ankara.
"Kami merasa tidak dapat menerima dia menuduh Presiden Erdogan 'bermain politik'," kata Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun dalam pernyataan tertulis. "Jangan sampai kita lupa bahwa kasus ini pasti sudah ditutup-tutupi kalau bukan karena upaya keras Turki."
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menanggapi dengan lebih tajam dengan mengatakan bahwa tuduhan dari Prancis adalah sebuah ketidaksopanan.
"Itu tidak sesuai dengan keseriusan seorang menteri luar negeri," katanya yang menuduh Le Drian melebihi kewenangannya.
Kementerian Luar Negeri Prancis kemudian menyebut ada kesalahpahaman. Kemenlu Prancis menambahkan bahwa informasi yang diberikan oleh Turki tidak membuka kebenaran sepenuhnya, termasuk siapa yang mungkin bertanggung jawab atas kejahatan itu.
"Kebenaran penuh yang kami pedulikan tidak hanya terkait dengan rekaman Turki. Kebenaran penuh juga harus dicari di Riyadh," kata kementerian itu.
Khashoggi, seorang kontributor Washington Post, terakhir terlihat memasuki konsulat pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen untuk pernikahannya yang akan datang kepada seorang wanita Turki.
Jaksa kepala Turki mengatakan dia dicekik dan kemudian dipotong-potong seperti yang direncanakan sebelumnya. Ada juga klaim yang mengatakan bahwa tubuhnya dilarutkan dalam asam.
Setelah penyangkalan berulang, Riyadh akhirnya mengakui pria berusia 59 tahun itu telah dibunuh di misi dalam apa yang disebut operasi nakal.
Erdogan menuduh tingkat tertinggi pemerintah Arab Saudi memerintahkan serangan itu, tanpa secara langsung menuding ke arah Mahkota Mahkota Mohammad bin Salman.
Dia mengatakan dia tidak percaya sedikitpun bahwa ayah pangeran mahkota, Raja Salman yang memerintahkan kejahatan itu. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved