Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMBUNUh jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, membuang sisa tubuhnya ke saluran pembuangan setelah melarutkannya dengan asam. Demikian kata surat kabar Turki, Sabtu (10/11).
Sampel yang diambil dari saluran air di konsulat Saudi di Istanbul menunjukkan adanya jejak asam. Hal itu dilaporkan harian pro-pemerintah Sabah, tanpa mengutip sumber.
"Temuan ini meyakinkan para penyelidik bahwa mayat mantan orang dalam yang berubah menjadi kritikus rezim Riyadh itu telah dibuang melalui saluran air sebagai cairan," kata surat kabar itu.
Khashoggi terakhir terlihat memasuki konsulat pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen pernikahannya yang akan datang. Mayatnya tidak pernah ditemukan.
Setelah penyangkalan berulang, Arab Saudi akhirnya mengakui pria berusia 59 tahun itu telah dibunuh di misi dalam operasi nakal.
Baca juga: Putra Khashoggi Minta Jasad sang Ayah Dikembalikan untuk Dimakamkan
Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh tingkat tertinggi dari pemerintah Saudi telah memerintahkan serangan itu. Sementara beberapa pejabat telah menunjuk jari pada Mahkota Mahkota Mohammad bin Salman.
Yasin Aktay, seorang penasihat untuk Erdogan, menyatakan pekan lalu bahwa tubuh Khashoggi mungkin telah larut dalam asam.
Dan seorang pejabat Turki mengatakan, Arab Saudi mengirim dua ahli ke Istanbul dengan tujuan menutupi bukti setelah pembunuhan itu.
Tunangan Turki Khashoggi, Hatice Cengiz, lewat Twitter, Kamis (8/11) menulis, "Saya tidak dapat mengungkapkan kesedihan saya mendengar tentang pelarutan tubuh Anda, Jamal!"
"Mereka membunuhmu dan mencincang tubuhmu, merampasku dan keluargamu melakukan doa pemakamanmu dan menguburmu di Madinah seperti yang diinginkan."
Seorang pejabat Turki, pekan ini, mengonfirmasi laporan Sabah bahwa ahli kimia Ahmad Abdulaziz al-Janobi dan ahli toksikologi Khaled Yahya al-Zahrani termasuk di antara tim yang dikirim dari Saudi di tengah penyelidikan pembunuhan itu.
Surat kabar itu mengatakan mereka mengunjungi konsulat setiap hari sejak kedatangan mereka pada 11 Oktober hingga 17 Oktober. Arab Saudi hanya mengizinkan polisi Turki menggeledah gedung pada 15 Oktober. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved