Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
JERMAN meminta negara-negara Eropa kompak mengenai isu Arab Saudi, terutama mengenai apakah sebaiknya melanjutkan atau menghentikan ekspor senjata ke Riyadh. Pernyataan itu disampaikan Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier, Senin (22/10).
Dia menekankan kembali pernyataan Kanselir Angela Merkel pada Minggu (21/10), yang mengatakan Berlin "saat ini tidak akan menyetujui ekspor senjata (ke Arab Saudi) karena kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Baca juga: Turki Sebut Pembunuhan Khashoggi Direncanakan
Kanselir Merkel merujuk pada kasus kematian Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Arab Saudi mengakui Khashoggi tewas usai berkelahi dengan sejumlah orang di gedung tersebut.
"Semua penjelasan sejauh ini tidak memuaskan," ungkap Kanselir Merkel, seperti dilansir AFP.
Altmaier, orang dekat Kanselir Merkel, menilai menghentikan ekspor senjata tidak akan efektif jika nantinya "ada negara-negara lain yang mengisi kekosongan tersebut."
"Hanya jika semua negara Eropa sepakat (melanjutkan atau menghentikan ekspor senjata), hal itu akan berpengaruh terhadap Riyadh," sebut Altmaier.
Bulan lalu, Jerman menyetujui ekspor senjata senilai 416 juta euro atau setara Rp7,2 triliun ke Arab Saudi. Di masa lalu, ekspor militer Jerman ke Arab Saudi sebagian besarnya adalah kapal patroli. (Medcom/OL-2)
Baca juga: RI Minta Investigasi Khashoggi Transparan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved