Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Merkel Lolos dari Kontroversi Politik Migran

Irene Harty
03/7/2018 17:54
Merkel Lolos dari Kontroversi Politik Migran
(AFP PHOTO / John MACDOUGALL)

KANSELIR Jerman Angela Merkel lolos dari krisis internal pemerintahan setelah kompromi kesepakatan migran dengan rivalnya Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, sukses pada Selasa (3/7).

Merkel memuji kompromi Partai Persatuan Kristiani (CDU) dan Persatuan Sosial Kristen (CSU) yang sangat baik dan dianggap sebagai solusi Eropa. Selain itu, Seehofer menarik ancaman pengunduran diri dari kabinet dan bersukacita bahwa keyakinannya layak diperjuangkan.

Dalam sebuah pakta, kedua pihak memuji kemenangan itu--di mana Merkel dan Seehofer setuju untuk memperketat kontrol perbatasan dan mendirikan pusat penampungan tertutup untuk memungkinkan pemrosesan lebih cepat pencari suaka dan repatriasi dari mereka yang ditolak.

Mereka akan dikirim kembali ke negara-negara Uni Eropa yang sebelumnya mendaftarkan mereka atau, jika negara-negara yang didatangi menolak, mereka akan dikirim kembali ke Austria, sambil menunggu kesepakatan dengan Wina.

Sekretariat Jenderal CDU dan CSU akan bertemu lagi dengan nanti malam ini dengan membawa proposal kebijakan pengerasan blok terakhir dalam kebijakan kebijakan suaka setelah gelombang lebih dari satu juta migran dan pengungsi.

Akan tetapi, kondisi kondusif itu mendapat kritik dan keraguan oleh pihak-pihak dan kelompok-kelompok lain yang menyarankan Merkel mungkin hanya menang untuk sementara.

Kelompok pendukung pengungsi, Pro Asyl mengecam label pusat penahanan di tanah tak bertuan dan menuduh bahwa politik kekuasaan Jerman sedang bermain di belakang mereka yang membutuhkan perlindungan.

Bernd Riexinger dari Partai oposisi kiri-kiri Die Linke berbicara tentang 'kamp pengasingan massal' sebagai bukti bahwa banyak pengungsi yang tersisa dan mendesak sekutu koalisi lain Merkel, Partai Sosial Demokrat (SPD), untuk menolak rencana tersebut.

Pemimpin SPD (Partai Sosial Demokrat) Andrea Nahles menyuarakan dukungan yang hati-hati, tetapi mengatakan partainya perlu membahas lebih banyak rencana dengan para ahli sebelum mengadakan pertemuan bersama dengan blok CDU/CSU pada pukul 16:00 GMT, Selasa (3/7).

Salah satu pakar migrasi SPD, Aziz Bozkurt, menuding pusat-pusat penampungan yang diusulkan akan tidak praktis dan sepenuhnya memberi ruang bagi AfD (Alternatif für Deutschland), partai sayap kanan yang menyebarkan kebencian pada pengungsi di Jerman. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya