Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MENTERI Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi mendorong win-win solution pada kebijakan minyak sawit mentah Uni Eropa yang dianggap akan merugikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor terbesar komoditas tersebut. Hal itu menjadi pembahasan dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok di Jakarta.
"Banyak ekspor Indonesia masuk ke Belanda melalui pelabuhan mereka. Komoditas ekspor terbesar adalah minyak sawit. Oleh sebab itu, dalam pertemuan ini, saya juga mengangkat isu soal Palm Oil dengan Menteri Luar Negeri Blok," ungkapnya saat konferensi pers di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (3/7).
Retno mengungkapkan dirinya bersama Blok telah membaca konsep komunikasi tiga arah (trialogue) dan prihatin dengan isi konsep yang berpotensi tinggi pada perlakuan diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit. "Konsep itu menetapkan penggunaan the indirect land-used chains (ILUC) sebagai kriteria yang mencerminkan lebih banyak pandangan Eropa ketimbang pandangan yang diterima secara internasional," jelasnya.
"Bagi Indonesia, kita akan terus bekerja demi menjamin bahwa tidak ada lagi diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit. Dan kita sepakat untuk berdiskusi dengan Uni Eropa pada isu ini," lanjut Retno.
Kepentingan Indonesia pada kebijakan minyak sawit itu termasuk dalam poin pembahasan pertemuan bilateral kedua menteri luar negeri yang bertujuan menegosiasikan hubungan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economis Partnership Agreement (CEPA). "Harapannya, akan rampung segera," imbuh Retno.
Indonesia-Belanda
Tahun ini menandai tahun kelima joint declaration CEPA antara Indonesia dan Belanda sebagai rekan penting, mitra dagang kedua terbesar, dalam kerja sama ekonomi di kawasan Eropa.
Perdagangan bilateral antarkeduanya meningkat 27,3% pada 2017 dengan nilai mencapai US$5 miliar sedangkan dari investasi, Belanda menjadi investor terbesar ketujuh di Indonesia, mencapai US$1,49 miliar dalam 871 projek pada 2017. Kunjungan wisatawan Belanda ke Indonesia juga meningkat 5,31% pada tahun yang sama atau mencapai 250.844 wisatawan.
"Dalam pertemuan juga saya menyambut langkah Komisi Uni Eropa yang menghapus larangan terbang ke Eropa untuk seluruh maskapai penerbangan komersial Indonesia. Saya sangat mengapresiasi Belanda dalam proses tersebut," sahut Retno.
Dia juga berupaya meningkatkan fleksibilitas pada akses pasar terhadap kayu legal Indonesia ke kawasan Eropa. "Kita juga membahas tentang Palestina, isu migrasi, dan JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif)," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Blok mengungkapkan Indonesia adalah mitra kunci secara keseluruhan khususnya di ekonomi sebagai negara ekonomi terbesar ke-16 di dunia, anggota G20, dan pemain strateegis di ranah internasional.
"Kami sekarang memperkuat kerja sama kami. Indonesia merupakan mitra ekonomi teratas kami pada 2016 dengan nilai rerata tahunan 3,5 miliar euro," ungkapnya.
Kunjungan Blok menjadi kunjungan pertama ke Indonesia setelah terpilih sebagai menteri luar negeri Belanda setelah sebelumnya telah melakukan pertemuan dua kali dengan Retno di New York, Amerika Serikat (AS) pada Maret 2018 dan di Buenos Aires, Argentina dalam pertemuan G20 pada Mei 2018. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved