Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MANTAN perdana menteri Malaysia Najib Razak akan segera dituntut di pengadilan. Demikian kata Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada Kamis (28/6), saat berbicara di hadapan sekitar 300 warga Malaysia yang berada di Indonesia, dalam dengan kunjungan resminya.
Mahathir mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki dan mengumpulkan bukti tentang bagaimana miliaran dolar hilang dari dana negara 1Malaysia Development Bhd (1MDB) serta pembunuhan model asal Mongolia Altantuya Shaariibuu.
"Saya pikir dia (Najib) akan dibawa ke pengadilan segera," katanya di Kedutaan Malaysia di Indonesia.
“Banyak yang bertanya mengapa tidak ada tindakan yang diambil setelah begitu lama tetapi ia baru setelah menjadi mantan perdana menteri. Untuk membawa kasus ke pengadilan, harus ada cukup bukti sehingga kami tidak akan gagal dalam penawaran," sambungnya.
Menurutnya, peneliti harus memastikan bahwa mereka mengumpulkan bukti kuat tentang keterlibatan Najib, istrinya, dan pengusaha Jho Low dalam skandal 1MDB. "Sehingga tidak akan dilawan oleh pengacara mereka," tambahnya.
Pada kasus pembunuhan Altantuya Shariibuu yang disebut-sebut sebagai perempuan simpanan Najib, Mahathir mengatakan persidangan ulang akan diadakan.
Dia menambahkan bahwa banyak kerusakan telah dilakukan oleh pemerintah sebelumnya dan administrasi Pakatan Harapan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah.
Menurut Mahathir, perhiasan yang disita dari tempat tinggal terkait dengan Najib berjumlah RM1 miliar (US$247.100) dan itu belum termasuk uang tunai yang disita. Polisi telah mengatakan sebelumnya bahwa uang tunai dan barang-barang yang disita dari tempat tinggal bernilai antara RM900 juta dan RM1,1 miliar, termasuk perhiasan senilai RM442 juta.
Najib telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa nilai barang yang disita telah terdistorsi dalam tindakan pembalasan politik. Sebagian besar barang yang disita, diakui Najib, sebagai hadiah dari teman dan pejabat asing di berbagai kesempatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved