Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TIONGKOK tidak akan menyerahkan bahkan seinci wilayah nya di Samudera Pasifik. Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan ini kepada Menteri Pertahanan AS James Mattis Rabu (27/6) saat berkunjung ke Beijing.
"Sikap kami teguh dan jelas ketika menyangkut kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok," kata Xi, menurut media pemerintah. Xi menambahkan bahwa setiap inci wilayah yang diwariskan dari leluhur tidak dapat hilang, sementara Tiongkok tidak menginginkan apapun dari orang lain.
Pertemuan Mattis dengan Xi di dalam Aula Besar Rakyat berlangsung ketika hubungan antara Washington dan Beijing telah rusak baru-baru ini dengan meningkatnya ketegangan, bukan hanya oleh perang dagang yang akan datang, tetapi juga oleh militer yang saling curiga dan meningkatkan kewaspadaan masing-masing.
Mattis adalah pemimpin Pentagon pertama yang mengunjungi Tiongkok sejak 2014. Selain bertemu dengan Xi, Mattis juga mengadakan pertemuan dengan rekannya Menhan Tiongkok Wei Fenghe dan beberapa jenderal lainnya.
Sebelum berangkat Minggu (24/6) dalam lawatannya ke Asia, Mattis mengatakan ia berharap dapat membangun dialog strategis transparan dengan Tiongkok.
"Ke depan, kami jelas melihat tindakan Tiongkok, tetapi saya pergi ke sana untuk banyak mendengarkan dan mengidentifikasi kesamaan dan landasan yang tidak biasa pada tingkat strategis saat ini," kata Mattis.
"Saya tidak ingin langsung masuk dengan harapan tertentu dari apa yang akan mereka katakan," tambahnya. "Saya ingin masuk dan banyak mendengarkan. Saya akan melihat sangat jelas tentang apa yang kami saksikan dan berkembang. Itulah alasan utama saya melakukan perjalanan daripada hanya duduk di Washington membaca laporan berita, laporan intelijen, atau laporan analis."
Xi mengatakan kepada menteri pertahanan AS bahwa meskipun ada ketidaksepakatan di Pasifik atas Laut China Selatan, telah lama diketahui bahwa para ahli urusan militer tidak ingin menggunakan cara militer untuk menyelesaikan masalah.
Tiongkok menyambut keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan latihan militer bersama AS-Korea Selatan berskala besar setelah pertemuan bersejarahnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Tetapi langkah Pentagon yang lain di wilayah itu telah memicu reaksi keras dari Beijing.
Mattis, seorang mantan jenderal Marinir, membuat marah pemerintah Tiongkok baru-baru ini ketika ia menekankan niat militer AS untuk melanjutkan latihan angkatan laut untuk menantang klaim Tiongkok di Laut China Selatan. Di lokasi ini, Beijing terkunci dalam sengketa pahit dengan beberapa tetangga yang lebih kecil .
Pentagon bulan lalu melarang Tiongkok berpartisipasi dalam latihan militer multinasional tahunan, yang dikenal sebagai RimPac, yang secara resmi dimulai minggu ini. Pentagon menyalahkan Beijing pada peningkatan militerisasi di Laut China Selatan dengan memasang sistem rudal baru di pulau buatannya di perairan diperebutkan.
Seorang pejabat militer AS baru-baru ini mengatakan bahwa dugaan serangan laser Tiongkok telah menargetkan pesawat tempur AS di Pasifik. Hal ini ditandai dengan 20 insiden yang tercatat sejak September tahun lalu. Beijing menolak tuduhan ini dan menyebutnya sebagai tuduhan yang sengaja dibuat.
Sehubungan dengan perjalanan Mattis di saat terjadi ketegangan di kawasan itu, pada konferensi pers Rabu, juru bicara Departemen Luar Negeri Tiongkok Lu Kang mengatakan wajar Tiongkok dan AS memiliki perbedaan dalam waktu dan aspek yang berbeda sebagai dua negara besar.
"Bagian utamanya adalah menyelesaikan masalah antara AS dan Tiongkok dengan saling menghormati. Kami selalu percaya bahwa hubungan bilateral dapat menguntungkan kedua negara dan kedua bangsa," tambahnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump membuat marah Beijing dengan memberi wewenang kepada produsen AS untuk menjual teknologi kapal selam ke Taiwan, serta memberlakukan Taiwan Travel Act untuk mendorong kunjungan resmi, termasuk oleh perwira militer senior, antara AS dan pulau itu.
Titik pertentangan lain melibatkan Taiwan, sebuah pulau yang dikelola sendiri di lepas pantai tenggara Tiongkok. Pulau ini dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya. Meskipun ada kecaman dari Tiongkok, AS terus menjual senjata canggih ke pulau itu di bawah UU Hubungan Taiwan.
Setelah mengunjungi Beijing, Mattis akan bertolak ke ibu kota Korea Selatan, Seoul. Di Seoul, Mattis akan bertemu Menteri Pertahanan Korea Selatan, Song Young-moo. Mattis mengatakan keduanya akan berdiskusi dengan fokus pada masa depan dengan topik utama denuklirisasi Korea Utara dan kerja sama lainnya antara militer AS dan Korea Selatan. Hal ini menyusul penangguhan latihan militer oleh AS setelah KTT di Singapura.
Dia juga akan menemui mitranya dari Jepang di Tokyo. Keduanya akan membahas keprihatinan Jepang akan ancaman yang ditimbulkan oleh rudal jarak pendek dan menengah milik Korea Utara serta isu-isu lain yang menjadi perhatian regional. (CNN/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved