Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Hakim Perintahkan Satukan Keluarga yang Terpisah

Denny Parsaulian
27/6/2018 16:10
Hakim Perintahkan Satukan Keluarga yang Terpisah
(AFP PHOTO / US Customs and Border Protection)

SEORANG  hakim AS telah memerintahkan agar keluarga migran yang dipisahkan di perbatasan dengan Meksiko di bawah kebijakan zero tolerance Presiden Donald Trump untuk dipersatukan kembali dalam 30 hari.

Untuk anak-anak di bawah usia lima tahun, penyatuan kembali harus dilakukan dalam waktu dua minggu setelah perintah yang dikeluarkan Selasa (27/6) oleh Hakim Distrik AS Dana Sabraw di San Diego.

Sabraw membuat keputusan tegas sebagai tanggapan atas gugatan yang diajukan oleh Persatuan Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) atas nama seorang gadis tujuh tahun yang dipisahkan dari ibunya berkebangsaan Kongo dan seorang anak lelaki berusia 14 tahun yang terpisah dari ibunya berwarganegara Brasil.

Hakim juga mengeluarkan perintah melawan pemisahan keluarga lagi, yang merupakan bagian dari kebijakan bahwa siapa pun yang melintasi perbatasan secara ilegal akan ditahan dan dirujuk untuk dituntut secara pidana.

"Otoritas federal AS memiliki 10 hari untuk mengizinkan orang tua menelepon anak-anak mereka jika mereka belum bisa bertemu," kata hakim itu.

Trump pekan lalu menandatangani perintah eksekutif yang menghentikan praktik pemerintahnya memisahkan anak-anak dari orang tua yang menyeberangi perbatasan tanpa surat, juga mencari suaka. Banyak orang miskin yang melarikan diri dari kekerasan geng dan gejolak lain di Amerika Tengah.

Ini adalah kemunduran langka bagi Trump, yang telah memperjuangkan imigrasi --baik ilegal maupun legal-- sebagai salah satu dari agenda kebijakannya di AS.

Tetapi perintah itu tidak membuat ketentuan khusus untuk keluarga yang sudah terpisah setelah kebijakan itu. Hal ini memicu kritik pedas di Amerika dan di seluruh dunia sebagai yang dinilai tidak manusiawi dan bahkan bentuk pelecehan anak.

Lebih dari 2.000 anak-anak yang dipisahkan dari keluarga mereka tetap di bawah pengawasan pemerintah federal. Beberapa dari mereka hanya balita, atau bahkan ada bayi.

ACLU berpendapat bahwa pemerintah tidak memiliki rencana nyata untuk menyatukan kembali keluarga.

"Setiap malam anak-anak kecil menangis sendiri untuk bertanya-tanya apakah mereka akan bertemu orang tua mereka lagi," kata pengacara ACLU, Lee Gelernt.

Hakim Sabraw sangat pedas mengkritik terhadap kebijakan Trump yang membawa anak-anak menjauh dari orangtua mereka.

"Fakta-fakta yang ditetapkan sebelum pengadilan menggambarkan pemerintahan yang reaktif sebagai tanggapan untuk mengatasi keadaan kacau dari tindakan pemerintah sendiri," tulis Sabraw dalam putusan 24 halaman.

Para jaksa agung dari 18 negara utama Demokrat juga mengajukan gugatan Selasa menantang kebijakan pemisahan keluarga Trump.

Tidak manusiawi

Mereka berargumen bahwa perintah Trump yang menghentikan praktik tersebut tidak ada artinya. Ini menyerukan untuk disesuaikan dalam menyatukan kembali keluarga tetapi tidak mengatakan berapa banyak atau kapan, dan tergantung pada hakim yang memungkinkan penahanan tanpa batas terhadap anak-anak.

"Mempertahankan anak-anak terpisah dari orang tua mereka tidak manusiawi, rendah budi dan ilegal dan kami mengajukan gugatan untuk menghentikannya," tulis Jaksa Agung Barbara Underwood dari New York.

Sekitar 200 pengunjuk rasa muncul di Los Angeles untuk memprotes kunjungan oleh Jaksa Agung AS Jeff Sessions, salah satu wajah yang paling menonjol pada kebijakan kontrol perbatasan Trump.

Sekitar 20 orang ditangkap setelah menentang perintah polisi untuk bubar.

Trump memang meraih kemenangan besar dari imigrasi Selasa, terkait larangan perjalanan ke AS bagi orang-orang dari beberapa negara mayoritas Muslim.

Dengan suara 5-4, mayoritas konservatif pengadilan mengatakan Trump berada dalam otoritas hukumnya sebagai presiden untuk mengeluarkan larangan tersebut.

Trump menyebut keputusan itu sebagai pengesahan kewenangannya untuk membela keamanan nasional dan sukses luar biasa dan kemenangan bagi rakyat Amerika.

Imigrasi telah menjadi salah satu masalah paling menjengkelkan dalam politik Amerika selama beberapa dekade. Kongres berulang kali gagal untuk meloloskan reformasi komprehensif.

DPR akan melakukan voting pada Rabu untuk meloloskan RUU imigrasi untuk mengakhiri perpisahan keluarga. Seandainya RUU itu gagal, itu akan menjadi hal yang memalukan bagi partai Trump.

Hannah Hanmer, yang memprotes dengan bayinya di Los Angeles, mengatakan dia marah pemerintah berusaha untuk menghapus martabat manusia dari imigran yang tiba dengan anak-anak mereka.

"Saya ingin menjadi salah satu orang yang mengatakan tidak," kata perempuan berusia 26 tahun itu kepada AFP. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya