Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

AS Tangguhkan Sementara Kebijakan Nol Toleransi Imigran

Irene Harty
26/6/2018 19:32
AS Tangguhkan Sementara Kebijakan Nol Toleransi Imigran
(AFP)

PIHAK berwenang yang mengontrol perbatasan Amerika Serikat (AS) mengatakan migran dewasa yang membawa anak mereka menyeberang dari Meksiko secara ilegal tidak lagi dirujuk untuk dituntut, untuk saat ini. Hal itu berarti kebijakan 'toleransi nol' atau tanpa toleransi secara efektif ditangguhkan.

Kendati demikian, Komisaris Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS Kevin McAleenan, yang membuat pengumuman itu pada Senin (25/6) mengatakan kebijakan itu tetap berlaku.

McAleenan mengatakan dia berhenti merujuk migran orang tua untuk proses penuntutan, setelah Presiden AS Donald Trump pekan lalu menandatangani perintah eksekutif yang mengakhiri kebijakan memisahkan keluarga yang memasuki negara itu secara ilegal.

McAleenan mengatakan alasan untuk menunda penuntutan para orang tua sebenarnya adalah perintah Trump dan pihaknya tidak memiliki ruang tahanan untuk semua keluarga yang datang melintasi perbatasan.

"Kami tidak menuntut orangtua itu," kata McAleenan, menurut Politico.

Melansir New York Times, pejabat itu mengatakan lembaganya dan Departemen Kehakiman harus menyetujui kebijakan untuk menuntut mereka yang membawa anak-anak melintasi perbatasan--yang mana itu melanggar hukum dan mempertaruhkan hidup mereka di perbatasan, tanpa dipisahkan dari anak-anak mereka.

"Pihak pengontrol perbatasan juga akan memisahkan anak-anak dari orang dewasa jika anak itu dalam bahaya atau jika orang dewasa memiliki catatan kriminal," lanjut McAleenan.

Kepala kontrol perbatasan juga mengatakan dia sedang mengerjakan rencana untuk melanjutkan tuntutan terhadap orang tua yang menyeberang dengan anak-anak.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menegaskan kebijakan toleransi nol tetap berlaku secara resmi. Dia mengatakan intinya adalah pemerintah tidak memiliki sarana untuk menahan semua keluarga yang melintasi perbatasan.

"Kami tidak mengubah kebijakan. Kami hanya kehabisan sumber daya," tutur Sarah.

Kebijakan memisahkan anak-anak dari orang tua mereka, termasuk balita dan bahkan bayi, membuat AS dicemooh. Seluruh dunia memaksa Trump untuk menariknya. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya